Jumat, 16 Agustus 2013

Fahmi Huwaidi: Mesir di Ujung Kehancuran

Hari Rabu 14 Agustus adalah hari kelam dalam sejarah Mesir. Ketika darah tertumpah, bukan saja menandakan kekalapan, tapi juga memperingatkan bahwa Mesir berada di ujung jurang kehancuran. Tidak diketahui seberapa dalam jurang, tapi yang pasti kita sedang merangkak menuju alam ketidak-pastian.
Ketika darah sudah tertumpah, para penyeru dakwah setan telah mencapai keinginannya. Orang yang membubarkan demonstran dengan kendaraan lapis baja, senjata mesin, sniper dan lainnya adalah mereka yang mengatakan bahwa haram menumpahkan darah rakyat Mesir. Tapi mereka mengecualikan darah orang-orang Mesir ini, darah mereka sudah kotor dan najis sehingga tidak perlu dihormati dan dilindungi lagi.
Pembantaian ini juga membuktikan bahwa para demonstran tidak menyimpan senjata, seperti digembor-gemborkan media bahwa mereka memiki senjata dari Libya, senjata kimia dan sebagainya. Kita hanya melihat mereka menghadapi serangan dengan lemparan batu dan pecahan bata. Tak jarang mereka hadapi dengan teriakan doa kepada Allah “Hasbunallah Wani’mal Wakil”.
Dewan kabinet mengungkapkan kepuasannya terhadap kinerja depdagri dalam membubarkan demonstran. Ini membuktikan bahwa seluruh kabinet terlibat dalam kejahatan ini.
Keterangan depdagri yang hanya menyebutkan korban dari pihaknya, tidak hanya nihil keterbukaan, tapi juga bertentangan dengan HAM.
Di manakah dunia internasional dan medianya? Mereka bergerak cepat dan mengutuk ketika ada lima orang meninggal di Bundaran Taqsim Turki kemarin, ketika ada tujuh orang tewas di Iran setelah pemilu 2005. Tapi mereka diam seribu bahasa ketika ribuan orang menjadi korban pembantaian di Rab’ah Adawiyah dan Nahdhah.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/16/38019/fahmi-huwaidi-mesir-di-ujung-kehancuran/#ixzz2c8ZGzBoa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar