Dalam akun facebooknya, Hudzaifah Abul Futuh menceritakan bagaimana
kejamnya fasisme dalam pemakaman Asmaa, puteri Muhamad Beltagi, sekjen
FJP.
“Setelah keluar surat ijin pemakaman, jenazah Syahidah Asmaa
Beltagi dibawa pulang oleh saudara-saudaranya dengan mobil ambulan ke
rumah mereka yang berada di Nasr City, Kairo.
Kenapa dibawa
pulang? Karena banyak tetangga yang curiga bahwa kematian Asmaa hanyalah
isu yang dimanfaatkan untuk kepentingan politik Ikhwan.
Begitu
sampai di rumah, mereka pun benar-benar meminta supir ambulan untuk
memarkir mobil di tengah jalan. Akhirnya Ammar, saudara Asmaa, membuka
pintu mobil supaya orang-orang itu yakin bahwa yang berada di dalam
mobil itu adalah benar-benar jenazah Asmaa.
Ammar mempersilahkan,
“Ayo, siapa yang mau lihat… Siapa yang masih ragu kalau jenazah ini
benar-benar Asmaa. Asmaa benar-benar sudah meninggal.”
Orang-orang
itu pun masuk ke mobil secara bergantian. Setiap orang yang keluar dari
mobil, selalu terlihat kecewa karena selama ini termakan media bahwa
Ikhwan menyebarkan isu kematian putera-puteri pimpinan mereka untuk
kepentingan-kepentingan politik.
Begitulah fasisme telah menyebar
di Mesir. Di saat keluarga dan kerabat Asmaa berkabung, bukan ucapan
nasihat dan kesabaran yang mereka terima. Mereka malah dituduh telah
menyebarkan isu dan mempolitisirnya.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/19/38197/fasisme-dalam-pemakaman-asmaa-beltagi/#ixzz2cZNkSn8Z
Tidak ada komentar:
Posting Komentar