Kalangan HAM dan akademisi Palestina di Inggris
mengecam pernyataan yang dikeluarkan pemerintahan Ramallah dan PLO yang
mendukung pembantaian terhadap rakyat Mesir oleh militernya dalam kudeta
berdarah kemarin.
Mereka menganggap sikap tersebut telah
menyebabkan secara langsung pengusiran ratusan ribu warga Palestina dari
Kuwait, ketika mendiang Yasir mendukung invasi Kuwait oleh Irak yang
dipimpin Saddam Hussein pada tahun 1990.
Dalam kaitan ini, pusat
informasi Palestina di Inggris mengungkapkan keterkejutannya terhadap
keputusan Otoritas Ramallah dan PLO, termasuk dukungan mereka terhadap
rezim tiran di Suriah, Mesir, Irak yang melawan kehendak rakyat.
Pusat
infopalestina yang terdiri dari kalangan akademisi dan aktivis politik,
Ibrahim Hamami, mengatakan, sejak awal Palestina menolak campur tangan
dalam urusan dalam negeri negara lain dan menghormati privasi
masing-masing negara Arab. Oleh karena itu, ia mengutuk sepenuhnya
keputusan Otoritas Ramallah dan gerakan Fatah atas langkahnya
mendistorsi media dan fabrikasi data untuk memojokkan Hamas dalam
sejumlah peristiwa di Mesir.
Namun demikian, pusat HAM Palestina
dan akademisi menekankan, menolak dan mengutuk pembunuhan dan
pembantaian yang dilakukan militer terhadap demonstran tak bersenjata di
Suriah, Mesir dan Irak.
Dia menambahkan, apa yang keluar dari
Otoritas Ramallah atau PLO tidak mewakili konsensus total Palestina,
dalam bentuk apapun. Bangsa Palestina secara mayoritas berlepas diri
dari sikap tersebut dan senantiasa berpihak pada rakyat yang sedang
melakukan revolusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar