Krisis di Mesir eskalatif. Korban luka ribuan, perlu
penanganan medis. Tim ACT mengemban mandat kemanusiaan bangsa Indonesia,
hari ini (18/8/2013) bertolak ke Mesir diwakili: Doddy Cleveland HP (Team Leader), dr. Lukman Hakim dan Sutaryo (logistik).
Presiden
ACT, Ahyudin mengatakan, seberat apapun krisis Mesir, dimensi
kemanusiaannya jangan sampai tergeser dengan opini lain. “ACT konsisten
hadir mengemban mandat kemanusiaan. Fakta tak terbantah, ada ribuan
nyawa menjadi korban serangan militer Mesir. Korban-korban itu, tidak
bisa lagi dilihat apa latar belakang politiknya. Mereka manusia yang
manusia lain di manapun dengan segenap kemampuannya, harus
menyelamatkannya.”
ACT bersama elemen pro-kemanusiaan di Indonesia
dan dunia, terpanggil untuk bersama-sama menghadirkan kekuatan hati
nurani, mengirim tim media ke Mesir. “Meskipun terjadi gelombang perang
wacana yang menempatkan para korban seolah-olah musuh, bangsa-bangsa
manapun termasuk rakyat Indonesia harus sanggup melihat dengan jernih,
di Mesir, kekerasaan terhadap perbedaan pendapat harus dihentikan.
Apapun alasannya, pembantaian dan kekerasan bukan jalan keluar manusia
yang berhati nurani. ACT hadir di krisis Mesir, mewakili nurani rakyat
Indonesia,” tegas Ahyudin.
Sangat naif meneruskan “perang wacana”
persoalan Mesir sebagai perang melawan terorisme. “Pandanglah itu
sebagai membutakan terhadap krisis kemanusiaan. Sudah jelas di Mesir,
khususnya di Kairo, ada manusia dalam jumlah besar yang kini menjadi
kepedulian banyak manusia lain di muka bumi untuk tidak dibantai dan
diserang oleh kekuatan bersenjata di Mesir,” lanjut Ahyudin.
Tim
Kemanusiaan yang dipimpin oleh Doddy CHP sudah mempersiapkan diri
terutama mentalnya untuk menyandang mandat kemanusiaan. “Kami
optimistis, bukan berapa orang yang berangkat. Kami berangkat sebagai
perwakilan rakyat Indonesia. Ribuan donatur harus segera mendapat
pembuktian, ACT berbuat nyata. Kami sangat berharap, jangan hentikan
doa-doa bangsa Indonesia. Jangan hentikan desakan untuk mengedepankan
kemanusiaan terutama oleh otoritas kekuasaan. Ini bangsa besar. Alangkah
kecilnya kita di mata kemanusiaan, jika diam saja melihat kejahatan
kemanusiaan berlangsung setiap hari, padahal kita punya kekuatan
menghentikannya,” jelas Doddy.
Bukan Hanya Mesir
Senior Vice President – Humanity Network Department
ACT, Syuhelmaidi Syukur menegaskan, Mesir bukan isu satu-satunya isu
global yang digarap ACT. “Saat ini kami masih terus berusaha membantu
pengungsi Somalia, Suriah, etnik Rohingya di Myanmar, bahkan Palestina
yang menyandang krisis kemanusiaan bertahun-tahun. Kami sadar, kekuatan
kami tak seberapa. Tapi kami meyakini dahsyatnya kekuatan doa dan
kesungguhan; perbuatan nyata dan keyakinan pada universalitas
kemanusiaan. Bangsa-bangsa manapun yang meyakini kehidupan sesudah
kematian, pasti bergetar hatinya mendiamkan nyawa manusia dihabisi tanpa
perasaan. Di manapaun, apapun latar belakangnya,” jelas Syuhelmaidi.
Tak
hanya itu, kata Syuhelmaidi, “Kalau yang jauh dibantu, apalagi yang
dekat. Di dalam negeri, kami telah menyelesaikan tiga menasah dan masjid
di Aceh Tengah, membantu korban gempa Lombok Utara yang belum kunjung
mampu mendirikan ribuan rumahnya yang hancur. Di Majalengka, bersama
sejumlah mitra kami dirikan sarana MCK, di Padang sejumlah rumah ramah
gempa sudah didirikan. Di Wai Ela, Maluku Tengah, bantuan pangan dan
perlengkapan rumahtangga juga telah diberikan. Pada Ramadhan lalu,
sejumlah daerah terpencil yang terabaikan di NTT dan Papua menerima
santunan.”
ACT menjangkau kawasan global tanpa mengabaikan krisis
kemanusiaan di dalam negeri, berkat kepercayaan publik yang luas.
“Kekuatan kami pada kepercayaan publik. ACT tidak pernah berdebat dan
berwacana. Kami dengar, kami peduli dan kami bergerak. Tidak ada bentuk
ajakan terbaik kepada rakyat Indonesia yang masih kuat hati nuraninya,
kecuali berbuat nyata. Hanya lembaga yang benar-benar kata dan
perbuatannya tidak berjarak, akan menerima kepercayaan masyarakat. Untuk
itu, kami tidak bosan-bosannya berbagi progres langkah ACT, baik isu
domestik maupun global,” tugas Syuhelmaidi.
Tim yang bertolak hari
ini pun mewakili tiga elemen kepedulian: Doddy CHP sebagai Team Leader
mengolah fakta sebagai basis program lanjutan, dr. Lukman Hakim secara
nyata terjun dalam aksi medis termasuk melatih relawan lokal berperan
sebagai paramedis sebagaimana dilakukannya saat menangani pengungsi
Suriah di Jordania, sedangkan Sutaryo mengawal urusan logistik termasuk
menyiapkan report harian sehingga setiap langkah Tim SOS Egypt – ACT I
ini bisa diikuti terus oleh stakeholder kemanusiaan terutama di
Indonesia. “Anda bisa memantaunya melalui situs resmi ACT,
www.act.or.id, facebook fan page Aksi Cepat Tanggap, dan twitter @ACTforhumanity,” jelas Syuheilmaidi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar