Ada seorang mahasiswi Palestina yang
tidak kukenal menelepon ku. Dia bertanya, “Apakah benar, pemerintah Mesir
nantinya akan mengusir kami, warga Palestina?” Pertanyaan ini sungguh
sangat mengagetkan ku, dan langsung kujawab, “Tidak. Tidak mungkin hal itu
terjadi di Mesir. Seburuk apapun kondisinya.”
Dengan suara yang lemah, mahasiswi
itu meneruskan kata-katanya, “Soalnya sudah banyak tersebar di kalangan
kami, para mahasiswi yang sedang belajar di Kairo. Setelah kudeta, mereka juga
mendapatkan perlakukan yang kurang mengenakkan dari teman-teman Mesir sesama
mahasiswi. Bahkan di antara mereka, sudah ada yang mengemasi barang-barangnya,
bersiap kalau mereka harus meninggalkan Mesir segera.”
Percakapan ini telah membuatku sedih
sedemikian rupa. Aku sama sekali tidak pernah menyangka akan sampai tersebar
isu seperti itu di Mesir. Apalagi kalau sampai orang-orang Palestina
mempercayainya.
Kiranya, suasana Mesir yang sudah
sangat berkecamuk setan, telah meracuni hubungan kebangsaan antara Mesir dan
Palestina. Suasana yang membuat sesuatu yang dahulu mustahil menjadi sesuatu
yang mungkin.
Hanya dua hari setelah percakapan
itu, aku membaca dalam running text di sebuah televisi pemerintah, ada
sebuah sel teroris yang terdiri dari empat orang berafiliasi kepada gerakan
Hamas tertangkap beserta senjata yang siap digunakan untuk aksi teror.
Berita berjalan itu membuat aku
termenung, lalu aku terus mencari kelanjutan berita itu di berbagai
sumber. Apakah ada kasus tersebut ditangani kejaksaan, atau ada kesaksian
orang-orang tersebut dalam penyidikan, atau foto senjata-senjata yang telah
berhasil disita, atau foto-foto mereka. tidak kutemukan sama sekali informasi
tentang semua itu.
Aku terus berusaha untuk menseriusi
hal ini. Karena kalau memang benar ada sel teroris dalam kondisi Mesir seperti
saat ini, sungguh akan sangat mengacaukan. Setelah keseriusan yang panjang, apa
hasilnya?
·
Memang ada
orang Palestina yang ditangkap. Empat orang berasal dari Gaza. Salah satu di
antara mereka adalah mahasiswa fakultas teknik di salah satu perguruan tinggi
swasta di Kairo. Dia tinggal serumah dengan salah seorang kerabatnya yang
berbisnis di Mesir. Mereka berdua menerima tamu 2 orang sesama Palestina yang
datang juga untuk berbisnis.
·
Si mahasiswa
dan kerabatnya bertempat tinggal di Muqattam, wilayah berdirinya kantor pusat
Ikhwanul Muslimin. Tentu ini menarik perhatian. Ketika mereka menerima dua
orang tamu Palestina, kecurigaan semakin kuat.
·
Maka flat
tempat mereka pun digrebek tanpa surat izin kejaksaan. Saat itu ada juga
seorang mahasiswa Mesir yang beberapa saat kemudian dibebaskan.
·
Ketika
paspor mereka dicek, diketahui bahwa izin tinggal mereka telah habis. Diketahui
bahwa kedua tamunya pun masuk Mesir melalui pintu Rafah pada bulan yang
berbeda.
·
Akhirnya
mereka dibawa ke kejaksaan dengan dakwaan membawa paspor palsu. Tapi setelah
diperiksa, dakwaan tersebut ditolak kejaksaan, dan dikembalikan ke kantor
kepolisian Muqattam.
·
Setelah itu
mereka pun dibawa ke imigrasi, yang kemudian memutuskan mereka dideportasi ke
Gaza. Karena kondisi Mesir yang kacau, mereka belum bisa dibawa ke perbatasan.
Lalu kasus mereka dieksploitasi
untuk mengeruhkan suasana di Mesir. Diberitakan bahwa mereka adalah sel teroris
yang tertangkap. Siapakah yang membuat skenario ini? Apa tujuannya? Selain
beberapa pihak Mesir yang tidak suka dengan pemerintah Mesir (Ikhwan) yang
membela rakyat Palestina (Hamas), penulis masih berkeyakinan bahwa otoritas
Tepi Barat (Mahmoud Abbas) masih terus berusaha menstigma otoritas Palestina di
Gaza (Ismail Haniyya), termasuk dengan isu murahan seperti ini. Jadi tidak
hanya pihak Mesir yang bertanggung jawab.
Hal seperti sudah lama ada, tapi
kondisi Mesir beberapa hari ini lebih membangunkannya lagi. Apakah pihak yang
bertanggung-jawab ada hubungannya dengan deep government di Mesir? Wallahu
A’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/07/09/36492/isu-permusuhan-dengan-palestina-mulai-berkembang-di-mesir/#ixzz2YW7nBmC0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar