Berbohong, walaupun kecil, sudah termasuk dosa besar. Bahkan
berbohong termasuk dosa yang paling dekat dengan kekafiran. Allah swt.
berfirman “Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah
orang-orang pendusta.” [An-Nahl; 105].
Semakin besar isi dan akibatnya maka semakin besar dosanya. Rasulullah saw. Bersabda, “Ada
tiga orang yang tidak disucikan, tidak dilihat oleh Allah swt. dan
mendapatkan siksaan yang pedih di hari kiamat: orang tua yang berzina,
raja yang berbohong, dan penanggung yang sombong.”
Jika orang
yang berbohong adalah seorang raja atau pemimpin negara, maka
kebohongannya akan membahayakan seluruh rakyatnya. Jabatannya pun
menjadi hina. Kebohongan seorang yang berkuasa berbeda dengan kebohongan
orang lemah yang mengkhawatirkan dirinya; berbeda dengan kebohongan
antar personal. Bahaya kebohongan seseorang sesuai dengan kedudukannya.
Ketika
kebohongan itu dilakukan kepada hak, nyawa, kehormatan, dan kebebasan
orang lain, maka hal itu disebut sebagai kesaksian palsu. Rasulullah
saw. Menggolongkan kesaksian palsu termasuk dosa yang paling besar, jika
hal itu merugikan orang lain, walaupun satu orang saja. Bagaimana
kiranya jika kebohongan itu merugikan ribuan, ratusan ribu, atau bahkan
jutaan orang, tentu tidak bisa dibayangkan dosanya.
Saat ini
banyak sekali tuduhan bohong yang diarahkan kepada Ikhwanul Muslimin.
Misalnya tuduhan bahwa mereka adalah kelompok teroris. Penguasa Mesir
saat ini memberantas jamaah ini dengan dalih memerangi teroris. Para
penguasa Saudi pun melakukan hal yang sama. Bahkan mereka mengerahkan
apa saja untuk memerangi Ikhwan. Di Suriah, penguasa menindas mereka
sejak beberapa dekade yang lalu. Penguasa Emirates bahkan bersumpah akan
menghabisi jamaah ini dengan segenap yang mereka miliki. Belum lagi,
orang-orang biasa; seperti wartawan, dan lawan politik dari partai lain.
Semuanya menebar tuduhan bohong bahwa Ikhwan adalah kelompok teroris.
Padahal
puluhan orang Ikhwan dari Mesir, Suriah, dan lainnya, yang telah
membangun negara-negara Teluk. Ada guru, dosen, dokter, perawat, hakim,
teknisi, konsultan, dan juga para pengusaha. Sudah sejak setengah abad
yang lalu, orang-orang Ikhwan di Saudi dan Emirates seperti itu, dan
tidak ada yang menuduh mereka sebagai teroris. Kenapa hari-hari ini,
mereka tiba-tiba dituduh sebagai teroris? Tidak tanggung-tanggung, yang
menuduh mereka adalah para raja dan penguasa. Seakan mereka berkata
kepada As-Sisi, “Bunuhlah, kami yang mendanai. Bereskan mereka, dan engkau minta apa saja kepada kami.”
Karena
ditindas penguasa, banyak kader Ikhwan yang menyebar ke seluruh dunia.
Baik di dunia Arab, Eropa, maupun Amerika. Mereka adalah tokoh-tokah
yang sudah terkenal, baik kepribadian, lembaga, maupun proyek-proyek
mereka. Bagaimana mungkin saat ini kita dipaksa oleh para penguasa itu
untuk mempercayai bahwa mereka adalah anggota kelompok teroris yang
berbuat kekerasan, membunuh, dan sebagainya?
Semua orang akhirnya
mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan mereka menuduh Ikhwan
demikian. Para penguasa itu sedang memerangi kebebasan dan kehendak
rakyatnya. Mereka memerangi kebangkitan dan kemajuan negara mereka.
Mereka memerangi prototype pemerintahan yang baik. Sebentar lagi kedok
mereka pasti akan tersingkap semuanya.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/28/38638/ktt-kebohongan-tingkat-tinggi/#ixzz2dQXDW61c
Tidak ada komentar:
Posting Komentar