Washington Post memuat sebuah wawancara eksklusif dengan As-Sisi.
Wawancara tersebut telah memancing banyak analisis pengamat. Di
antaranya pengamat strategi, Mayor Jenderal Abdul Hamid Imran.
Menurutnya, As-Sisi ingin orang-orang Amerika Serikat (AS) merasakan apa
yang sedang dirasakannya. Misalnya dia kecewa dengan Obama yang tidak
kunjung menghubunginya. Tapi dalam posisi apakah Obama menghubunginya?
Orang
AS memandang hal ini secara benar. Mereka melihat As-Sisi tidak lebih
sebagai menteri pertahanan, yang tidak tepat untuk dihubungi oleh Obama.
Yang tepat menghubunginya tentu menteri pertahanan AS.
Kekecewaannya
itu bahkan telah membuka isi hatinya, ingin dianggap sebagai penguasa
Mesir saat ini. Selain membuka kondisinya yang sedang kesulitan hingga
ingin segera dibantu oleh Obama.
Kesulitan yang dialami penguasa
kudeta ini telihat juga dari mundurnya banyak agenda dalam menghadapi
para demonstran. Di antara sebabnya adalah terus bertambahnya jumlah
demonstran baik di Rab’ah atau tempat lainnya. Dia khwatir sewaktu-waktu
rakyat akan bereaksi keras atas aksi pembantaian yang baru
dilakukannya.
Abdul Hamid Imran juga tidak setuju dengan tindakan
As-Sisi meminta dukungan AS. Menurut beliau, tindakannya mirip dengan
orang yang merampas sebuah flat, kemudian mengajak pemiliknya untuk
bernegosiasi. Yang benar adalah kembalikan dulu flatnya, baru kemudian
saling memaafkan dan bernegosiasi.
As-Sisi merasa sebagai pihak
yang paling kuat dan memimpin. Sebenarnya dia adalah orang yang
dimanfaatkan, bukan memimpin. Israel memanfaatkannya untuk kepentingan
penjajahannya; kaum liberal memanfaatkannya untuk memerangi aktifis
Islam.
Terakhir, beliau menekankan, apapun bisa dilakukan oleh
para pengkudeta. Banyak hal yang mempengaruhi mereka; merasa paling
kuat, kebodohan, merasa telah berkhianat sehingga khawatir akan
dikhianati pihak lain terutama oleh orang terdekatnya, dan sebagainya.
Harga
yang dibayar akan sangat mahal, jika mereka mengikuti kecongkakan
mereka. Tapi setiap kali dia berbuat kesalahan, jumlah penentangnya akan
kian banyak.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/06/37666/mayjend-abdul-hamid-imran-as-sisi-mengakui-kejahatannya/#ixzz2bR7rTJe8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar