Kantor Berita Lail Nahar memberitakan pada Rabu 21 Agustus 2013,
bahwa banyak perusahan raksasa dunia mulai berkemas meninggalkan Mesir.
Hal itu menyusul terjadinya serangkaian pembantaian yang dilakukan
militer bersama preman pendukungnya terhadap para demonstran penentang
kudeta.
Di antara perusahaan yang menutup kantor dan memulangkan
para pegawainya adalah General Motors (Amerika), Shell (Inggris), dan
Total (Perancis).
Perusahaan Boeing Construction memulangkan keluarga pegawainya ke Paris.
Vinci
Group yang sedang menjalankan proyek pembangunan metro subway koridor
ketiga juga memulangkan para pegawai ke negara masing-masing.
Sebuah
perusahaan tourisme Jerman membatalkan semua perjalanannya hingga
tanggal 15 September. Hal itu setelah pemerintah Jeman memberikan
peringatan kepada seluruh rakyatnya untuk tidak berwisata di Mesir,
khususnya Laut Merah.
Seorang juru bicara perusahaan Lafarge
menyatakan kepada France Press, mereka mengawasi kondisi di Mesir dengan
seksama. Telah disepakati juga proses dan mekanisme penyelamatan.
Mereka sungguh berhati-hati dan dan terus memperhatikan perkembangan
yang terjadi.
Perusahaan telekomunikasi dari Perancis Orange juga
telah menyiapkan segala kebutuhan keamanan untuk 6000 pegawainya di
Mesir. Terutama untuk perusahaan Mobinil yang menjadi anak
perusahaannya. Bahkan mereka dianjurkan untuk bekerja di rumah
masing-masing.
Tidak mengherankan jika ekonomi Mesir terus
mengalami terjun bebas mulai bulan Juli yang lalu. Pergerakan tourisme
bisa dikatakan mati; banyak perusahaan tutup; dan tidak ada investasi
baru yang masuk.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/22/38360/perusahaan-dunia-mulai-berkemas-tinggalkan-mesir/#ixzz2dQL3cDcC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar