Begitu banyak artikel dan berita-berita dari berbagai media yang cukup membuat shock
para pegiat Dakwah Islam, yang ingin menawarkan Islam sebagai solusi
peradaban. Saudara-saudara seperjuangan di Mesir justru harus menghadapi
kenyataan yang begitu pahit, di awali dengan di kudetanya Presiden DR
Muhammad Mursi yang terpilih secara sah melalui demokrasi oleh militer.
Pahitnya kenyataan ini membentuk senyawa asam yang membuat hati para
pejuang Agama Allah tersungkur kecewa. Bukan sekadar kecewa biasa,
penistaan terhadap demokrasi harus kemudian di hadapi di depan mata
tanpa sempat terpikirkan untuk membalas.
Demokrasi memang menjadi
hal yang kontroversial di kalangan para pegiat Harakah Islamiyah karena
demokrasi memang produk barat, tempat lahirnya imperialisme. Namun
kata-kata Perdana Menteri Turki Erdogan tentang demokrasi sangat
menginspirasi untuk kemudian kembali mengasah kemampuan think and action agar
menelaah terlebih dahulu perjuangan dakwah. Inti perkataan dari
Erdogan adalah agar demokrasi bisa menjadi salah satu alternatif dan
sarana menuju kejayaan dan kegemilangan peradaban Rabbani yang pernah
dibangun oleh Rasulullah S.A.W serta para sahabat dalam kurun waktu
kurang lebih 23 tahun.
Tidak sampai di situ saja, ketika
teman-teman Ikhwanul Muslimin menggelar aksi besar-besaran untuk menolak
kudeta serta mendukung DR Muhammad Mursi, mereka harus mendapat ujian
yang begitu berat sekali lagi. Dimulai penembakan masa demonstrasi yang
sedang shalat sampai tindakan-tindakan represif lain yang dilakukan oleh
militer Mesir. Mendengarnya saja cukup menguras hati, apalagi kemudian
merasakannya. Bukankah Mukmin itu ibarat satu tubuh seperti apa yang
disampaikan oleh Baginda Rasulullah SAW?
Atas nama kemanusiaan,
para demonstran Pro-Mursi dinistakan dengan cara dibantai justru oleh
militer Mesir sendiri. Ironi negeri Piramid yang mencengangkan dunia.
Dibakar, ditembaki, sampai-sampai Masjid pun ikut di bumi hanguskan
(Na’udzubillah).
Sekitar setahun yang lalu, tepatnya awal Tahun
2011, penulis menyempatkan diri mengikuti aksi mengutuk pemerintahan
zhalim Husni Mubarak yang saat itu masih menjadi Presiden Mesir. Aksi
kami ini dikoordinatori oleh Forum Silaturahim Lembaga Dakwah Kampus
(FSLDK) region Sulawesi A. Kepemimpinan Husni Mubarak yang
sangat semena-mena terhadap rakyatnya menjadi tuntutan utama. Sangat
jelas tindak penyimpangan yang dilakukan oleh Husni Mubarak, menindak
tegas setiap oknum yang anti terhadap kepemimpinannya. Namun kini
tuntutan tersebut hanya isapan jempol belaka. Berita terbaru, Husni
Mubarak dibebaskan dan terbebas dari tuduhan korupsi. Demi tanah Mesir
tempat berjuang Nabiyullah Musa’alaihissalam, haruskah kezhaliman
kembali merajalela? Sungguh pertolongan Allah akan datang di saat yang
tepat.
Maafkan kami Rakyat Mesir, Palestina, Suriah, Bangladesh,
yang tengah berjuang melawan tirani kezhaliman. Kami begitu santai akan
kenyamanan ini, jarang menghadapi kondisi-kondisi tertekan, begitu
santai menjalani hidup ini sehingga produktivitas generasi mudah kami
kalah jauh. Kalaupun ada yang cerdas, mungkin hanya cerdas berteori saja
dan sedikit aksi nyata.
Pesona langit Mesir begitu mencengangkan
kami, namun kami hanya mampu meminta maaf. Tak sekompleks permasalahan
di negeri kalian, tak seperti pemahaman Islam generasi muda kalian,
selalu saja kami seperti itu, paham akan suatu fiqih tapi mencoba
menutupi-nya dengan pembenaran-pembenaran yang sebenarnya bertentangan.
Pembenaran atas nama logika, merasa mengetahui segalanya padahal
kapasitas kami masih jauh dari ilmuwan. Ada-ada saja ulah kami, terus
menerus mengerjakan dosa dan kemaksiatan. Sadarnya hanya sebentar saja,
setelah itu dilakukan lagi. Padahal pola kegiatan yang menjadi karakter
kami ini secara nyata akan mereduksi diri kami. Fluktuasi iman yang
menjerumuskan.
Kupinta maaf darimu, seluruh negeri dari empat
penjuru mata angin, yang muslimnya tengah menghadapi kepongahan
sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme. Generasi kami tidak setangguh
seperti generasi muda kalian. Generasi kami adalah generasi yang tidak
menyeimbangkan pikir dan dzikir, selalu saja seperti ini, sangat jauh
dari ke-idealan seorang Pembaharu. Berkoar-koar mengkritisi setiap
regulasi tanpa menawarkan solusi yang kongkret. Di hadapan penduduk bumi
kami begitu berwibawa, namun di kalangan penduduk langit tidak seperti
itu, apalagi di hadapan Allah.
Pada setiap luka jihad fi sabilillah
yang tengah menganga namun aromanya harum semerbak sampai ke surga,
kami memohon maaf. Di kelompok-kelompok liqa’ kami, hanya kemalasan yang
kami tunjukkan. Datang tak tepat waktu, tak serius setor hafalan, dan
sejuta alasan lainnya. Ketidaksiplinan pada jamaah, lebih suka menuntut
dan mengkritisi qiyadah, jarang me-muhasabah diri sendiri.
Begitupun
ketika memegang amanah sebagai pejabat publik, kami lebih senang
berfikir dengan logika publik dan idealisme pun sedikit demi sedikit
terkikis rapi. Di mana idealisme seorang aktivis yang menginginkan
perubahan? Apakah ia semakin redup di tengah derasnya arus peperangan
ideologi? Bukankah ideologi yang dipelajari adalah ideologi yang paling
terbukti sepanjang sejarah? Ideologi yang bersumber dari Qur’an dan
Hadits. Atau memang kalian masih ragu wahai ikhwah? Mengapa ragu?
Saksikanlah keberanian anak-anak muda Mesir. Putra-putri para qiyadah
ikhwan begitu berani menerjang timah panas!! Apakah hal semacam itu
tidak menggugah nurani kalian?
Saksikan keberanian yang
menghempaskan segala keraguan yang dimiliki oleh seluruh kader ikhwan.
Para Mujahidin Suriah tengah dibantai dengan senjata biologis!! Masihkah
diam dan bisa tersenyum?! Anak-anak Suriah pun tengah dibantai!!
Myanmar, Afghanistan, Palestina, Bangladesh, dan negeri Muslim lainnya
tengah bergejolak, tunggulah giliran Indonesia. Atau logika Anda masih
menyangkal kebenaran yang begitu jelas ini? Penindasan terhadap Muslim
telah begitu jelas dan nyata. Ideologi yang paling mulia ini tengah di
bumi hanguskan oleh musuh-musuh Allah. Dan yang pasti mereka adalah
Sahabat Iblis. Mari bersiap-siaga sebagai generasi muda yang berideologi
Islam. Baca dan resapi makna Surah Al-Imran Ayat 200.
“Hai
orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu
dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah
kepada Allah supaya kamu beruntung”. (Qs. Al-Imran: 200)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar