Minggu, 08 September 2013

Inilah Beberapa Fakta di Mesir yang Disampaikan Utusan IM kepada Majelis Ormas Islam

Jum’at (6/9/2013) malam, Majelis Ormas Islam menerima kunjungan Dr. Ahmed Mohamed Fahmy El-Watidi yang merupakan utusan Ikhwanul Muslimin di kantor Dewan Dakwah. Dr. Ahmed menyampaikan beberapa fakta dan kondisi terakhir yang terjadi di Mesir saat ini. Hal tersebut disampaikannya di depan pengurus dan Para Presidium Majelis Ormas Islam yang merupakan para pimpinan ormas Islam di antaranya Mathla’ul Anwar, Persatuan Umat Islam (PUI), Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Al Ittihadiyah, Ikatan Da’i Indonesia (IKADI), Wahdah Islamiyah, Persatuan Islam (PERSIS), Persatuan Tarbiyah Islam (PERTI), Syarikat Islam (SI).
Dr. Ahmen yang merupakan Chairman of International Affairs Ikhwanul Muslimun memaparkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini di Mesir yang disebabkan kudeta Militer atas Presiden Mursi yang terpilih melalui proses Demokrasi yang sah.
Majelis Ormas Islam sendiri merupakan sebuah wadah perhimpunan bagi ormas-ormas Islam yang didirikan pada tanggal 16 Sya’ban 1434 H di Jakarta dan saat ini terdapat sembilan Ormas Islam yang telah menyatakan bergabung atas dasar kesamaan tujuan ingin memajukan umat Islam sesuai Pedoman Dasar Majelis Ormas Islam yang telah disepakati bersama.
Berikut ini adalah fakta dan kondisi terkini Mesir berdasarkan apa yang disampaikan oleh Dr. Ahmed Mohammed Fahmy El Watidi, sebagaimana rilis yang kami terima dari Majelis Ormas Islam:
  1. Bahwa Peristiwa Kudeta sejatinya telah direncanakan dari awal ketika Dr. Mursi terpilih, bahwa ada upaya makar dari Militer setelah 3 bulan terpilihnya Dr. Mursi sebagai Presiden dengan perencanaan penculikan Presiden oleh pihak militer, hal ini dapat dicegah karena informasi tersebut dibongkar oleh Abdul Fatah al-Sisi yang kala itu sebagai Pejabat Intelejen. Oleh karenanya, hal ini menjadi salah satu dari berbagai alasan di angkatnya As-Sisi menjadi Menteri Pertahanan.
  2. Setelah Dr. Mursi terpilih, banyak pihak (Militer, Polisi dan pendukung Husni Mubarak) yang melakukan pengkhianatan terhadap negara dan hasil Demokrasi yang Sah secara terencana mengacaukan situasi Masyarakat. Listrik di Mesir sangat sering Padam berbulan-bulan, ada pihak yang dengan sengaja membuang bensin di padang pasir dan beberapa penjual bensin ditekan untuk tidak beroperasi sehingga membuat kelangkaan bahan bakar yang menyulut kekesalan warga. Petugas kebersihan (sampah) disetting tidak beroperasi sehingga semua permasalahan disudutkan kepada Presiden yang baru terpilih.
  3. Negara-negara Arab dan Bank Dunia seketika menghentikan bantuannya terhadap Negara Mesir saat Dr. Mursi terpilih menjadi Presiden.
  4. Presiden Mursi sangat sabar dalam menjalankan amanahnya sekalipun Media Massa di Mesir selalu menyerang dengan pemberitaan yang menyudutkan dan pengkhianatan demi pengkhianatan terhadap negara, tetapi tidak ada dari mereka yang kala itu dipenjarakan seperti apa yang terjadi di rezim Husni Mubarak.
  5. Prestasi Mesir di Era Presiden Mursi dalam waktu yang terbatas dan penuh tekanan di mana Masyarakat Internasional tidak mengetahui karena pemberitaan yang tidak seimbang, di antaranya :
    1. Mesir dapat Panen Gandum setahun dua kali, padahal sebelumnya Mesir selalu Impor gandum.
    2. Mesir memiliki Tambang sendiri yang untuk keadilan Masyarakatnya dan Emas dengan kualitas yang baik. Padahal era sebelumnya hasil tambang Mesir, Gas dijual ke Israel dengan harga kisaran 10 % dari harga aslinya.
    3. Anda akan menemukan Mobil made Egypt, Komputer made Egypt bahkan “iPad” made Egypt.
    4. Aktivitas-aktivitas malam berupa penyakit masyarakat yang sering dilakukan pada era Husni Mubarak sekarang sudah banyak yang ditutup.
  6. Ketika Orang yang tidak mengetahui Ikhwanul Muslimin dan mengatakan bahwa kami Eksklusif (Ashobiyah) dalam mengelola negara dan ingin menguasai untuk kepentingan Pribadi, maka kami menjelaskan :
    1. Asas negara Mesir itu jelas Islam
    2. Anggota Dewan yang terpilih banyak dari kalangan ulama dan Hafiz yang terdiri dari beberapa partai (tidak hanya IM) sehingga produk Undang-undang nya sudah bisa kita prediksi
    3. Ikhwanul Muslimin hanya menjabat 4 dari 37 Menteri, menjabat 1 dari 4 Pembantu Presiden, menjabat 12 Gubernur dari total 27 Jabatan Gubernur, itu semua masih belum proporsional jika dikatakan ingin menguasai.
  7. Terkait Aksi demonstrasi kenapa kami melakukannya karena kami merasa dalam posisi yang benar, terlebih pimpinan kami sangat menghindari Medan Tahrir untuk mencegah bentrokan dan pertempuran, sehingga Rabiah Al Adawiyah menjadi salah satu menjadi pilihan kami. Tetapi militer dengan sengaja menekan dan hanya memberikan batas waktu 48 Jam bagi Presiden Mursi untuk menyelesaikannya yang pada akhirnya mereka melakukan pengambilalihan yang kini Masyarakat mulai paham bahwa itu adalah Kudeta.
  8. Korban yang berjatuhan setelah kami menghitungnya ialah sekitar 6.000 Orang mati Syahid, 20.000 orang luka-luka dan sekitar 10.000 orang ditangkap. Itu belum termasuk tambahan yang kemungkinan terjadi, karena saat ini ketika saya di sini, hari ini keluarga kami dan rakyat Mesir masih melakukan aksi demonstrasi. Militer melakukan pembantaian secara sadis dengan banyak cara termasuk Sniper, Tank-tank dan cara-cara lainnya.
  9. Bahwa sesungguhnya militer di Mesir sekarang ini dalam keadaan gemetar dan ketakutan. Mereka pun sudah merasa terzhalimi juga, karena uang-uang yang masuk ke Mesir ternyata hanya masuk ke kantong-kantong Jenderal-jenderal mereka. Sampai sekarang ini hanya ada beberapa negara yang mengakui, Eropa secara umum menentang dan meminta Jenderal al Sisi di adili. Gerakan Ormas-ormas di Dunia Internasional sekarang menuntut Jenderal al Sisi untuk di adili melalui Mahkamah Internasional.
Pada pertemuan tersebut, selain 9 ormas yang sudah tergabung, hadir juga Ormas LKI Al-hidayah dan Ormas DAINA. Presidium Majelis Ormas Islam yang pada kesempatan ini diwakili oleh H. Ahmad Sadeli Karim mengatakan, “bahwa agenda ini sebagai wujud Syukur dan perjuangan kita karena bagaimana pun Mesir khususnya Ikhwanul Muslimin pernah berjasa dalam Proses berlangsungnya Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia”.

Kamis, 05 September 2013

Di Fayoum, 2200 Imam Diberhentikan

Gamal Ali Yunus, seorang direktur di Kementrian Wakaf menyebutkan bahwa pihaknya telah memberhentikan 2200 imam masjid di propinsi Fayoum, Kamis (5/9/2013) kemarin. Eksekusi ini adalah untuk melaksanakan keputusan Menteri Wakaf, Muhammad Mukhtar Jum’ah, tentang pemutusan kontrak semua imam masjid yang bukan lulusan Al-Azhar.
Menurut Gamal, jumlah masjid di propinsi Fayoum mencapai 3200 masjid. Dari jumlah itu, hanya ada sekitar 1000 masjid yang diimami oleh lulusan Al-Azhar. Selain jumlah tersebut, diimami oleh non-lulusan Al-Azhar. Kebijakan ini tentunya akan mengakibatkan adanya masjid-masjid yang harus ditutup (sekitar 2200 masjid) sebelum ada imam penggantinya. Karena selain lulusan Al-Azhar, tidak ada imam yang dibolehkan beraktifitas.
Selama ini, demonstrasi-demonstrasi menentang kudeta selalu dimulai dari masjid. Biasanya, demonstrasi memuncak setiap pekannya pada hari Jumat. Orang-orang berkumpul melaksanakan shalat Jumat, lalu setelah itu bertolak dalam pawai-pawai menuju tempat berdemonstrasi. Dari sinilah, masjid menjadi sangat penting dalam krisis politik di Mesir. Pemerintah, dalam hal ini Departemen Wakaf hanya bisa mengkontrol masjid-masjid yang imamnya diangkatnya dari kalangan lulusan Al-Azhar. Karena itulah diputuskan kebijakan bahwa setiap masjid harus diimami oleh lulusan Al-Azhar. Selain mereka, diputus kontrak dan izinnya.

Latar Belakang Ideologi dalam Kudeta Mesir

Dr. Fuad Bakrain Ash-Shufi
ungguh keliru orang yang beranggapan bahwa krisis di Mesir hanyalah sebuah konflik antara partai-partai politik dalam memperebutkan kekuasaan. Yaitu kekacauan akibat digulingkannya partai penguasa yang di dalamnya terdapat Partai Keadilan dan Kebebasan (FJP) dan partai-partai yang berafiliasi gerakan Salafi (di antaranya Partai An-Nur).
Konflik yang sesungguhnya lebih dari sekadar politis. Sudah bersifat konflik ideologis. Konflik ini telah menggulingkan dan mengasingkan presiden yang dipilih secara demokratis. Partai-partai yang tadinya meraih kekuasaan dengan proses demokrasi, kini menjadi sasaran intimidasi dan pemberangusan. Negara, yang kemarin berada dalam alam demokrasi tanpa ada penindasan, kini menjadi arena peperangan antara pihak-pihak yang tidak berimbang.
Pengusung Islam dan pendukung demokrasi dibantai bukan karena mereka berbuat kesalahan dalam menjalankan pemerintahan, atau karena ada usaha ikhwanisasi seperti yang dituduhkan selama ini. Sebab utamanya adalah karena ada orientasi mayoritas rakyat Mesir yang lebih memilih proyek kebangkitan Islam. Mayoritas rakyat telah memilih para pengusung Islam (Ikhwanul Muslimin dan Salafi) untuk berkuasa menggantikan rejim polisi Mubarak. Mereka tidak memilih kaum liberal dan sekular yang telah lama gagal dalam memimpin negara-negara Arab dan memperjuangkan rakyatnya.
Rakyat Mesir berhasil memenangkan perubahan ini melalui dua etape; pemilu presiden dan referendum konstitusi. Perlu ditegaskan, konstitusi yang disetujui oleh 63% rakyat ini jauh lebih baik dari konstitusi-konstitusi dunia dalam hal perlindungan HAM bagi rakyat dan kaum minoritas.
Yang menyedihkan, Front “Penyelamatan” yang menjadi wadah kaum oposan pemerintahan Presiden Mursi, berhasil menarik sebagian pengusung Islam untuk bersama-sama menentang pemerintahan sipil-demokratis pertama di Mesir ini. Padahal tidak ada ideologi dan pemikiran yang mempersatukan atau mendekatkan mereka. Yang menyatukan mereka hanyalah ambisi untuk menggagalkan proyek Islam yang terwakili oleh Presiden Mursi dan pemerintahannya yang sah. Pengusung Islam itu terkesan tidak mempertimbangkan hal-hal buruk yang akan timbul akibat kudeta.
Di antara kelompok yang mengambil posisi menentang Ikhwan dan proyek Islamnya adalah Partai An-Nur yang berasal dari gerakan Salafi. Memang di antara ciri mereka adalah selalu membahas permasalahan akidah; dan tak jarang terjebak kepada mengkafirkan orang hanya karena kesalahan dan alasan yang kecil. Banyak sikap mereka yang menentang Ikhwan, mulai dari oposisi hingga menyetujui kudeta. Sebenarnya tidak ada sebab yang pantas untuk mengharuskan mereka bergabung dengan para oposan.
Koalisi Ikhwan-Salafi boleh dikatakan berakhir pada demonstrasi 1 Desember 2012. Terjadi silang pendapat dalam menyikapi kebijakan Presiden Mursi yang memberhentikan seorang tokoh Salafi yaitu Dr. Khalid ‘Alamuddin (ketua Partai An-Nur) dari jabatannya sebagai penasihat presiden. Pimpinan Partai An-Nur pun bergabung dengan barisan oposisi, yang pada akhirnya melakukan kudeta dan mengamandemen konstitusi untuk menghilangkan identitas Islam Mesir. Sampai sekarang pun partai ini masih sering mengambil tindakan dan kebijakan yang mengecewakan, dan bahkan bertentangan dengan prinsip-prinsip manhaj salafi yang mereka yakini.
Lebih dari itu, Partai An-Nur berkeinginan untuk menjadi wakil kubu Islam jika terjadi koalisi dengan kubu sekular. Kalau sudah demikian, bisa dipastikan akan banyak lagi prinsip yang dikorbankan demi menghalangi adanya pihak lain yang berusaha untuk menjadi wakil dari kubu Islam.
Beberapa waktu yang lalu pun salah seorang tokoh partai ini bahkan memposisikan dirinya sebagai seorang yang menasihati Ikhwanul Muslimin. Beliau meminta Ikhwan untuk menghentikan aksi-aksi demonstrasi, dan agar Ikhwan memeriksa kembali laporan-laporan yang diterimanya berkaitan dengan masih besarnya dukungan rakyat kepada Ikhwan. Tokoh ini seakan tidak melihat gelombang massa yang demikian besar, turun ke jalan bersama Ikhwan dalam demonstrasi-demonstrasi Jumatnya.
Latar belakang persaingan inilah yang telah membuat Salafi demikian memusuhi Ikhwanul Muslimin, bahkan menjadikan mereka musuh terbesar melebihi golongan yang lain atau bahkan partai-partai sekular sekalipun. Permusuhan inilah yang juga melatar-belakangi banyaknya buku yang ditulis untuk mengkritik Ikhwan selama ini.
Lalu, apakah mereka menyadari bahaya menyetujui kudeta dengan segala kejahatan politik dan kemanusiaanya?
* General Supervisor situs www.wefaqdev.net

Kasus Pemboman Bisa Perpanjang Kondisi Darurat

Koalisi Anti Kudeta mengecam aksi bom yang menarget iringan kendaraan mendagri Muhammad Ibrahim, Kamis (5/9/2013) kemarin. Dalam keterangan persnya, Koalisi menyatakan akan menentang setiap aksi kekerasan, walaupun aksi mengincar pihak yang telah mendhalimi rakyat. Menurutnya, saat ini yang harus diperjuangkan adalah kedaulatan hukum.
Lebih lanjut, koalisi mengkhawatirkan aksi ini akan dimanfaatkan penguasa kudeta untuk memperpanjang masa kondisi darurat yang hanya akan mengakibatkan semakin luasnya aksi penangkapan terhadap para pendukung demokrasi.
Kembali Koalisi menekankan, aksi-aksi Koalisi dalam menentang kudeta akan selalu bersifat damai. Aksi-aksi itu akan terus dilancarkan, karena kekuatan rakyat terletak pada aksi damainya.
Iringan kendaraan mendapatkan serangan bom pada hari Kamis (5/9/2013) pagi. Pihak depdagri menyebutnya sebagai usaha pembunuhan mendagri yang dilakukan kalangan teroris. Akibat aksi ini, empat orang mengalami luka-luka, dan menurut situs www.gate.ahram.org.eg, dua orang pelaku pemboman tewas.

Ikhwan Jahat; Preman Warga yang Baik

Dalam artikelnya di harian shorouk edisi Kamis (5/9/2013), Fahmi Huwaidi menuliskan keheranannya dengan cepatnya keberhasilan kepolisian menangkap tokoh-tokoh Ikhwan. Sedangkan di waktu yang sama, mereka selalu gagal menangkap preman-preman yang terlibat dalam pembakaran kantor-kantor polisi dan beberapa gereja.
Beliau tidak memiliki jawaban atas keheranan ini. Hanya saja ada dua kemungkinan; pertama karena memang faktanya demikian, dan kedua karena ada niat buruk dari kepolisian dalam masalah ini.
Menurutnya, kalau ini memang fakta, maka menangkap orang-orang yang tak berdosa memang sangat mudah. Mereka orang-orang yang tidak mempunyai niat jahat, apalagi melakukannya. Sehingga identitas, tempat tinggal, tempat kerja, kerabat, dan rekan mereka jelas. Sangat mudah menangkap orang seperti ini. Sedangkan mengejar preman dan orang-orang kriminalis bisa dikatakan sulit. Karena mereka selalu berusaha lari dari kejaran pihak yang berwajib dengan cara menghilangkan jejak.
Adapun kalau ada niat buruk dari kepolisian, maka mengulur waktu dalam menangkap tersangka aksi perusakan adalah bertujuan agar kepolisian bisa menuduh siapa saja sebagai pelakunya. Kesempatan terbuka untuk menuduh siapa saja, termasuk memburukkan citra Ikhwan sebagai orang jahat, dan menampilkan preman sebagai warga yang baik.
Tindakan seperti ini, lanjutnya, bisa berakibat kepolisian kehilangan muka. Yaitu ketika nanti terbukti bahwa yang terlibat adalah benar-benar preman yang saat ini disebut sebagai warga yang baik, bukan Ikhwan yang saat ini dicap sebagai orang jahat.

Rabu, 04 September 2013

Hari Ini, Demonstrasi Besar-besaran “Kudetalah Terorisnya”

Hari ini, Selasa 3 September 2013, rakyat Mesir kembali mengadakan demonstrasi besar-besaran melawan kudeta militer dengan tema “Kudetalah Terorisnya”. Demonstrasi ini termasuk dalam rentetan demonstrasi pekan “Rakyat Menyempurnakan Revolusinya” yang telah dirancang oleh Koalisi Anti Kudeta.
Demonstrasi ini dilakukan setelah kudeta militer berlalu dua bulan, setelah dua bulan juga rakyat Mesir hidup dalam kesulitan paling parah dalam sejarah Mesir. Dalam demonstrasi yang dilakukan di berbagai propinsi ini, dilakukan konferensi pers yang membeberkan kejahatan-kejahatan penguasa kudeta terhadap pendukung demokrasi.
Pihak Koalisi Pro Demokrasi Anti Kudeta juga meminta rakyat Mesir untuk meyakini pertolongan Allah swt. karena tanda-tana kehancuran kudeta telah demikian nyata dilihat. “Janganlah kalian meremehkan keteguhan dan pengorbanan kalian dalam berdemonstrasi dan berpawai untuk meneriakkan kebenaran, kebebasan, keadilan, dan kemuliaan. Lihatlah bagaimana pemerintahan tergoyang karena kumpulan-kumpulan massa yang besar ini.”
Sedangkan pihak Ikhwanul Muslimin mengumumkan bahwa masa untuk tidur telah berlalu. Ikhwan juga menganggap bahwa jumlah massa yang sangat besar berdemonstrasi pada hari Jumat yang lalu menunjukkan bahwa rakyat Mesir tidak bisa tenang sebelum penguasa kudeta ini ditumbangkan. Setelah 30/8, rakyat Mesir tidak akan tidur tenang. Mereka akan selalu memenuhi jalanan dalam aksi damai mengembalikan revolusi mereka.

Upaya Pembunuhan Putra Mahkota Emirat di Mesir

Konvoi kendaraan yang membawa putra mahkota Emirat, Muhammad bin Zaid Ali Nahyan, mendapatkan serangan senjata api ketika sedang beriringan menuju bandara internasional Kairo Senin dinihari (2/9/2013) yang lalu. Peristiwa ini tidak dipublikasikan Media. Demikian diberitakan kantor berita Lail Nahar yang mendapatkan informasi ini dari sebuah sumber khusus, Rabu (4/9/2013), dalam situsnya twsela.com.
Serangan dari pihak yang tak dikenal itu dilakukan dengan cukup bertubi-tubi. Salah satu mobil dalam iringan itu terkena tembakan. Karena tidak diketahui sumber tembakannya, tim pengaman iringan membalas dengan tembakan membabi-buta.
Tembakan ini menyebabkan beberapa rumah dan mobil di sekitar terkena tembakan. Orang-orang yang berada di lokasi kejadian juga kalang-kabut mendengar tembakan-tembakan itu. Adapun mobil yang membawa putera mahkota secepat kilat meluncur ke airport untuk selanjutnya terbang dengan pesawat pribadinya.
Berita kejadian ini dibantah oleh kedutaan Emirat di Kairo. Menurut mereka, yang terjadi hanyalah sebuah kecelakaan lalu lintas. Walaupun di waktu dinihari, saat penerapan larangan keluar rumah, tentu kecelakaan lalu lintas sangat kecil kemungkinan terjadi. Apalagi tempat kejadian adalah jalan menuju airport yang bukan kawasan padat.
Sebagaimana banyak diberitakan, Emirat termasuk negara Teluk yang mendukung kudeta militer di Mesir, dan memberikan bantuan dana sangat besar kepada pemerintah kudeta.

Aktivis HAM: Kami Akan Terus Lawan Pengadilan Militer

Pengadilan militer propinsi Suez telah menjatuhkan vonis kepada 64 pendukung Presiden Mursi. Hal ini ditentang keras para aktifis HAM. Rabu (4/9/2013) kemarin, mereka menyatakan akan terus melawan kudeta, dan mendukung para tersangka hingga mereka diproses seperti biasa di pengadilan sipil.
Sehari sebelumnya, Selasa (3/9/2013), dalam sebuah pengadilan militer, para pendukung demokrasi itu telah dijatuhi vonis yang bervariasi. Satu orang dihukum penjara seumur hidup, 3 orang dihukum 15 tahun penjara, dan 48 orang dihukum antara 5-10 tahun penjara. Tuduhan mereka adalah membakar kendaraan militer, gereja, dan provokasi untuk melakukan pembunuhan dan aksi anarkis.
Direktur Pusat HAM Mesir, Shafwat Girgis, mengatakan bahwa memproses orang sipil dalam pengadilan militer adalah hal yang tidak benar. Walaupun dalam kondisi darurat, misalnya dalam kasus penyerangan terhadap fasilitas militer atau kasus yang mengancam keamanan nasional. Kondisi apapun tidak bisa membolehkan pengadilan-pengadilan darurat. Karena setiap orang sipil berhak untuk diproses dalam pengadilan sipil.
Sedangkan Rajiah Imran, seorang aktivis HAM menuliskan dalam akun facebooknya, “Kami akan tetap memperjuangkan kemuliaan rakyat Mesir. Kami akan teta berjuang melawan premanisme kepolisian dan birokrasi yang sudah ngawur. Kami tolak sepenuhnya mengadili orang sipil dalam pengadilan militer.”

Asma El-Beltagi Syahid Karena Tembakan di Bagian Dadanya

Televisi Al-Hiwar belum lama ini menayangkan video detik-detik Asma El-Beltagi menghembuskan nafas terakhirnya. Video tersebut dapat Anda lihat pada lama sumber. Asma diterjang peluru sniper militer pemerintahan kudeta saat terjadinya pembantaian terhadap para demonstran pendukung demokrasi di Bundaran Rab’ah Adawiyah, Rabu (14/8/2013) yang lalu. Di antara ribuan orang korban jiwa, ada Asma, putri Muhammad El-Beltagi sekjen FJP, yang menjadi syahidah.
Dalam tayangan tersebut, terlihat wajah Asma yang pucat.  Asma yang sedang ditangani seorang dokter itu terlihat beberapa kali mengalihkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sesekali terdengar dia mengucapkan sesuatu tanpa bisa dipahami. Namun tidak terlihat sama sekali keluh-kesah dan mengaduh darinya. Dia begitu sabar dan kuat dalam menerima kondisi yang sangat berat ini.
Selain itu, diperdengarkan juga kesaksian dr. Ahmad Fahmi yang menangani pertolongan pertama kepada Asma. Berikut dialog pembaca berita dengan beliau:
Pembawa berita (PB): Apa yang secara pasti menyebabkan kematian Asma? Karena dalam video itu tidak terlihat sama sekali kalau itu adalah detik-detik terakhir sebelum Asma meninggal.
Dr. Ahmad Fahmi (AF): Asma adalah salah satu syuhada di Rab’ah pada hari yang sangat mencekam itu. Dia syahid karena tembakan di bagian dadanya. Kami sudah berusaha memberikan pertolongan, tapi pendarahan di dalam dadanya sangat parah. Kami hanya bisa memberikan pertolongan sebisanya.
PB: Anda bersama Asma ketika saat-saat akhir hidupnya?
AF: Iya, aku bersamanya.
PB: Masya Allah, tapi dia terlihat sangat tenang. Tidak terlihat sama sekali kalau dia sedang mengalami sekarat.
AF: Sama saja, aku juga heran seperti Anda. Aku tidak tahu pasti kenapa seperti itu. Secara medis, dia dalam kondisi yang sangat parah. Ada zat keluar dari otaknya yang pasti akan menyebabkan rasa sakit. Inilah mungkin salah satu karamah para syuhada.
PB: Bisakah Anda terangkan, siapa yang menembak dia? Apakah satu peluru yang telah mengenainya?
AF: Saya tidak tahu pasti siapa yang membunuhnya. Kami para dokter berada di dalam ruangan rumah sakit darurat. Penembakan terjadi di luar. Yang saya tahu, dia tertembak di dadanya. Sebabkan luka yang sangat parah. Kami sudah berikan penanganan sebisanya pada luka tersebut. Pada waktu itu, dia pingsan beberapa kali. Selama itu pula pendarahan dalam terus terjadi. Pada kondisi seperti itu, sudah seharusnya dia dibawa ke rumah sakit untuk penanganan lebih serius.
PB: Apakah kalau Asma bisa ditolong seandainya dibawa ke rumah sakit terdekat?
AF: Kematian adalah masalah takdir Allah swt. Ajalnya memang sudah habis. Namun secara medis, kalau dia dibawa ke rumah sakit dekat untuk ditangani lebih serius sehingga pendarahannya bisa dihentikan, mungkin sekali nyawanya bisa diselamatkan. Tapi evakuasi tidak bisa dilakukan pada saat itu, karena militer menghalangi kami. Kasus seperti Asma sangat banyak kita dapati, tapi tidak bisa tertangani semuanya. Ada ribuan syuhada dan korban luka, tapi tidak semuanya bisa ditangani.
PB: Apakah saat itu memang militer benar-benar melarang dan menghalang-halangi Asma dan lainnya yang dalam keadaan kritis untuk mendapatkan pertolongan?
AF: Saat ini sniper menembaki Bundaran Rab’ah dari segala arah. Mobil ambulans pun tidak bisa masuk. Berkali-kali kami minta bantuan, tapi tidak ada yang datang.
PB: Kasus seperti ini selalu dipungkiri penguasa kudeta.  Ada orang yang ditembak, lalu harus mendapatkan pertolongan medis, tapi tidak bisa karena dihalang-halangi hingga akhirnya meninggal dunia.
AF: Jangankan kasus ini. Mereka kan memungkiri apa yang mereka lakukan itu sebagai sebuah kudeta. Adanya matahari pun bisa saja mereka pungkiri. Kami alami dan lihat sendiri, bagaimana darah berceceran. Darah itu bahkan kami sentuh dengan tangan kami. Pemandangan seperti ini belum pernah kami lihat sebelumnya, dan mungkin tidak akan pernah kami lihat setelah ini. Ini adalah kekejaman penguasa jahat. Bahkan Israel pun tidak pernah melakukannya kepada orang Palestina di Gaza. Bukankah Anda melihat ada demonstran yang ditembak kepalanya, hingga semua isi kepalanya keluar, lalu otak itu dibawa oleh teman dengan tangannya? Banyak remaja seusia Asma meninggal karena tembakan yang langsung mengenai daerah mematikan seperti kepala, dada dan jantung.
PB: Setelah engkau melihat dan menyaksikan diri bagaimana begitu banyak korban yang kritis, tapi tidak bisa ditolong karena dihalang-halangi penguasa kudeta, apakah ada hal bisa Anda dan para dokter lakukan? Apakah Anda bersedia menjadi saksi kalau kasus ini dibawa ke pengadilan?
AF: Kami akan tetap meneruskan perjuangan kami hingga kudeta pergi dari Mesir. Kami akan terus berjuang secara damai. Kami pasti akan menang, inilah keyakinan kami semua, walaupun mungkin butuh waktu yang lama. Perjuangan damai bisa melalui demonstrasi, peradilan, dan media. Kami siap berjuang hingga akhir. Kami siap menang, dan juga siap syahid.

As-Sisi, Orang yang Paling Tertipu

Dr. Basim Khufaji, konsultan internasional dalam bidang manajemen dan pendidikan menulis dalam akun twitternya, Rabu (4/9/2013) kemarin, bahwa As-Sisi akan segera menyadari bahwa dirinyalah orang yang paling tertipu selama ini.
Ahli dalam hubungan internasional ini menulis, “Aku hampir yakin, orang-orang itu sedang menyiapkan As-Sisi sebagai kambing hitam. Mesir akan dijadikan sebagai negara yang kacau, lalu yang dikorbankan adalah As-Sisi agar semua orang kembali diam. Ini adalah kudeta atas kudeta. Sudah sejak beberapa pekan yang lalu kusampaikan masalah ini.”
Selanjutnya, tokoh yang pernah masuk bursa capres ini menulis, “Dosa-dosa kudeta akan dikumpulkan, lalu ditimpakan kepada As-Sisi. Hal itu terjadi setelah dibencinya beberapa kelompok oleh rakyat, dan setelah melemahnya kekuatan militer dan kelompok terbesar di Mesir.”
Beliau juga berusaha membaca pikiran As-Sisi, “As-Sisi mengira telah memperalat kekuatan perusak, padahal sebenarnya merekalah yang telah memperalat As-Sisi. Yang paling beruntung adalah musuh Mesir, yang telah memperalat keduanya. Mesir akan dimarjinalkan. Mesir akan sibuk dengan kekacauan sehingga terkucilkan.”
Akhirnya Basim menasihati As-Sisi, “As-Sisi akan segera menyadari bahwa dirinyalah orang yang paling ditipu selama ini di Mesir. Dia akan kehilangan segalanya, tanpa mendapat apa pun. Ini akan menjadi pukulan baginya seumur hidup. Ketika dia tersadar, segalanya telah terlambat. Dia tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi.”

Mengapa Qatar Membuat Jengkel Pemerintah Kudeta Mesir?

Pemerintah kudeta Mesir tampaknya sangat jengkel dan marah dengan kebijakan politik luar negeri Qatar.
Presiden Pemerintah kudeta Mesir Adly Mansour mengatakan, kesabaran pemerintah kudeta Mesir terhadap Qatar semakin menipis. Bukan tanpa alasan pemerintah kudeta Mesir yang telah menggulingkan Presiden Muhammad Mursi itu marah terhadap Qatar.
Bagaimana tidak, ditengah dukungan negara-negara teluk terhadap kudeta militer, Qatar  merupakan salah satu negara yang  gigih mendukung presiden Mursi. Selama ini, Qatar memang terbilang dekat dengan gerakan Islam, Ikhwanul Muslimin.
“Saya mengharapkan kita dapat mempertahankan kesabaran (terhadap Qatar), yang akan berakhir,” kata presiden itu.
Sementara itu diberitakan bahwa Pemerintah kudeta Mesir mendapat dukungan dari Arab Saudi dan beberapa negara Teluk lainnya yang menjanjikan bantuan 12 miliar dolar AS.

Minggu, 01 September 2013

Mempertanyakan Gerakan “Tamarrud”

Gerakan “Tamarrud” sebenarnya tidak ada dalam alam nyata. Dia mempunyai efek ketika media memperlakukannya sebagai sesuatu yang ada. Tapi tidak ada kepastian, apakah “Tamarrud” memanfaatkan media, atau sebaliknya, media memanfaatkan “Tamarrud”?
Ketika membicarakan sebuah gerakan, kita akan membicarakan apa prinsip-prinsip, norma-norma, dan tujuan-tujuan yang diperjuangkan?
Sebuah gerakan adalah kumpulan orang-orang yang kemudian bertambah besar karena diikuti banyak pengikut yang meyakini pemikiran dan prinsip-prinsip yang dibawanya, dan mereka berusaha mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.
Jika lihat “Tamarrud”, kita tidak bisa menemukan poin-poin di atas di dalamnya. Maka dari itu, kita bisa mengatakan bahwa gerakan “Tamarrud” hanyalah sebuah kartu yang digunakan memobilisasi orang banyak untuk menjatuhkan Presiden Mursi. Itu saja. Titik.
Sekarang kita katakan saja, seperti klaim aktifis “Tamarrud” bahwa jumlah yang termobilisasi mencapai berjutaan orang. Tapi orang-orang itu hanya sepakat berkumpul di Bundaran Tahrir untuk menekan Presiden Mursi hingga turun dari jabatannya.
Begitu Presiden Mursi turun, maka selesailah kesepakatan mereka. Mulai saat itu, “Tamarrud” sudah tidak bisa mengklaim dirinya mewakili berjutaan orang.
Karena orang-orang itu tidak mempunyai afiliasi kepada gerakan “Tamarrud”. Gerakan “Tamarrud” juga tidak mempunyai pemimpin, prinsip, pemikiran, dan tujuan mulia dalam membangun masyarakat.
Gerakan “Tamarrud” hanyalah alat untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuannya hanya satu, menjatuhkan Presiden Mursi.
Kondisinya sama persis dengan namanya “Tamarrud” (memberontak), yang lebih mengesankan gerakan pengacau dan perusak, yang tidak mempunyai persepsi apa-apa dalam membangun masyarakat.
Karena setiap saat akan menjadi perusak dan pengacau, maka keberadaannya pun harus dihentikan. Kalau dibiarkan akan mengganggu pemerintahan-pemerintahan Mesir berikutnya.
Lalu kalau gerakan ini memang hanya bertujuan untuk menggulingkan Presiden Mursi (tidak menggulingkan presiden-presiden berikutnya), maka gerakan ini pun sudah tidak perlu lagi, karena Presiden Mursi sudah dijatuhkan.
Kalau sekarang masih harus diakui keberadaannya, apakah dia akan “memberontak” pemerintahan yang ada? Atau hanya akan “memberontak” para aktifis Islam?
Demikianlah, gerakan “Tamarrud” ingin memanfaatkan kebutuhan sederhana rakyat kecil, menggerakkan mereka agar mereka memainkan peran politik pesanan pihak-pihak tertentu.
Rakyat kecil akan merasa ditipu dan dimanfaatkan ketika mereka mendapati pemerintahan mendatang tidak bisa memenuhi kebutuhan sederhana mereka. Ini adalah malapetaka besar bagi “Tamarrud”.
Pada akhirnya, gerakan “Tamarrud” hanyalah akan menjadi masalah bagi masa depan Mesir. Karena dia akan selalu mencari mangsa untuk diberontak dan dirusak. Semakin lama, gerakan ini akan semakin direpotkan karena tidak mempunyai prinsip, pemikiran dan tujuan yang jelas, pengikut yang faktual.
Waktulah yang akan membuktikan kepada rakyat bahwa gerakan ini tidak lebih sebagai gerakan perusakan. Tidak memperjuangkan kemashlahatan rakyat.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/12/37788/mempertanyakan-gerakan-tamarrud/#ixzz2deOsC55d

Penyataan Koalisi Anti Kudeta Tentang Pembantaian Jumat Kemurkaan

Pada hari Jumat kemarin, koalisi anti kudeta menyerukan seluruh rakyat Mesir untuk turun ke jalan menentang kudeta militer dan pembantaian yang dilakukan terhadap para pendemo. Rentetan demonstrasi tersebut mengusung tema “Jumat Kemurkaan”.
Setelah melakukan pembantaian di Rab’ah dan Nahdha hari Rabu dan Kamis yang lalu, ternyata militer pengkudeta belum merasa cukup. Mereka juga melakukannya sekali lagi pada hari Jumat.
Berikut pernyataan koalisi berkenaan tentang sikap militer pengkudeta:
“Para pemimpin kudeta kembali membuktikan bahwa kejahatan dan kebengisan mereka. Mereka tidak merasa puas dengan membantai ribuan orang saat membubarkan demonstrasi di Rab’ah dan Nahdha. Kini mereka melakukannya lagi, dan menambah daftar kejahatan bersejarah mereka.
Sesuai dengan penghitungan awal, jumlah demonstran yang syahid hari Jumat kemarin adalah 213 orang. Semuanya menemui ajal dengan peluru tajam militer dan kepolisian.
Bahkan ada perkembangan terbaru, kemarin militer menggunakan pesawat-pesawat helikopter untuk menembaki para demonstran di Bundaran Ramses dan Giza. Sedangkan di Alexandria, mereka menggunakan kendaraan lapis baja untuk menembaki massa. Dengan demikian sejarah mencatat bahwa As-Sisi adalah orang pertama yang menggunakan senjata berat untuk membunuhi rakyat Mesir sendiri.
Hal baru lain, militer pengkudeta menggunakan senjata terlarang sedunia. Mereka juga menculik para wanita yang hendak bergabung dengan para demonstran lain, merusak jasad demosntran yang syahid, menyiksa demonstran yang sudah terluka di rumah sakit, serta menyerang dan menculik wartawan dan juru kamera dengan tujuan agar dunia tidak mengetahui kejahatan mereka.
Berikut daftar jumlah syuhada yang gugur hari Jumat kemarin:
  • Kairo : 103 orang
  • Alexandria: 30 orang
  • Gharbiyah : 16 orang
  • Isma’iliyah: 11 orang
  • Suez: 9 orang
  • Buhairah: 6 orang
  • Fayum: 8 orang
  • Almenya: 1 orang
  • Souhag: 3 orang
  • Arisy: 6 orang
  • Dimyath: 8 orang
  • Giza: 7 orang
  • Port Said: 5 orang
Semoga Allah swt. melindungi Mesir dan rakyatnya, serta merahmati para syuhadanya. Aamiin..

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/17/38087/penyataan-koalisi-anti-kudeta-tentang-pembantaian-jumat-kemurkaan/#ixzz2deMFlVH7

Koalisi Anti Kudeta Tolak Tawaran Perang

Koalisi Anti Kudeta, pihak yang mendukung kembali Presiden Mursi dan kehidupan demokrasi di Mesir, menolak tawaran sebuah kelompok di luar Mesir untuk mengangkat senjata menghadapi kekejaman militer pengkudeta. Hal ini seperti diberitakan kantor berita Anatolia, Sabtu 31 Agustus kemarin.
Sebelumnya, kelompok bernama “Negara Islam di Iraq dan Syam”, salah satu sayap jaringan Al-Qaida, menyampaikan keterangan persnya bahwa kekejaman dan pembantaian yang terus dilakukan militer telah menunjukkan bahwa perlawanan damai sudah tidak berguna lagi.
Menjawab keterangan pers tersebut, Khalid Hanafi, salah satu pimpinan FJP menyatakan, “Kami sepenuhnya mengutuk cara perlawanan ini (bersenjata). Perlawanan kami bersifat damai. Perlawanan damai adalah pilihan kami, bukan hal yang dipaksakan.”

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/01/38777/koalisi-anti-kudeta-tolak-tawaran-perang/#ixzz2deKdL6tW

Pembangkangan Sipil di Mesir Sepanjang September

Gerakan Pemuda Anti Kudeta sangat menghargai rakyat Mesir yang telah mensukseskan demonstrasi besar-besaran pada Jumat kemarin 30 Agustus 2013. Menurut mereka, rakyat Mesir benar satu-satunya pemimpin revolusi ini. Hal ini disampaikan dalam keterangan pers Gerakan Pemuda Anti Revolusi Ahad dinihari tadi.
Dalam keterangan tersebut, mereka akan terus meningkatkan perlawanan damai terhadap kudeta militer berdarah yang telah membunuhi dan menangkapi orang-orang yang berdosa, merusak kondisi dan melemahkan Mesir.
Gerakan ini mengajak seluruh rakyat Mesir untuk melakukan aksi pembangkangan sipil sepanjang dulan September ini. Mereka menargetkan 2 juta rakyat menolak membayar tagihan rekening air, listrik dan gas selama bulan ini. Lalu 100 ribu orang menarik tabunganya di bank-bank Mesir.
Selanjutnya gerakan ini juga merencanakan mogok massal pada tanggal 22 September 2013. Dalam mogok massal ini, diperkirakan ada 3 juta pegawai yang tidak akan berangkat kerja, dan 10 ribu tempat toko tidak buka.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/01/38785/pembangkangan-sipil-di-mesir-sepanjang-september/#ixzz2deK0oiVf

Di Penjaranya, Mursyid Ikhwanul Muslimin Terkena Serangan Jantung

Kantor berita Akhbar Lail Nahar menyebutkan bahwa karena mendapatkan siksaan, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, Muhammad Badi’ terkena serangan jantung di kamar penjaranya di Thurra, hari ini Ahad 1 September 2013.
Sebelumnya terdapat informasi yang bocor dari pihak penjara, bahwa beliau mendapatkan siksaan fisik hingga menyebabkan gigi buatan beliau terjatuh. Lalu tersebar kabar pula bahwa beliau telah meninggal dunia. Namun kabar terakhir ini disanggah oleh wakil menteri dalam negeri untuk direktorat penjara.
Saat ini, tim dokter sudah didatangkan ke dalam penjara untuk memeriksa keadaannya. Tim dokter menyatakan bahwa Muhammad Badi’ memang mengalami serangan jantung, tapi kondisinya beliau sudah mulai stabil saat ini.

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/09/01/38783/di-penjaranya-mursyid-ikhwanul-muslimin-terkena-serangan-jantung/#ixzz2deI2C8HF