Jamaah Ikhwanul Muslim mengungkap rahasia keteguhan Presiden Mursi
dalam persidangan pertamanya, dalam sebuah pernyataan resmi jamaah,
Kamis (7/11/2013) kemarin.
Dalam keterangan itu disebutkan bahwa Presiden Mursi bekerja 18 jam
sehari. Beliau kadang bepergian ke luar negeri dan pulang dalam hari
yang sama untuk mengejar pekerjaannya di Mesir. Banyak asistennya yang
masih muda bahkan kerepotan dan keletihan kalau ingin mengimbangi
keuletan Preseden Mursi.
Selain itu, Presiden Mursi selalu menyadari bahwa kedudukan sebagai
presiden adalah kewajiban yang akan dipertanggung-jawabkan, bukan
penghormatan dan kesempatan untuk mendapatkan kesenangan duniawi. Oleh
karena itu, beliau tetap tinggal di flat yang disewanya, tidak tinggal
di istana. Bahkan beliau tidak mengambil gajinya sebagai presiden selama
setahun beliau menjabat.
Pernyataan itu mengungkapkan, tidak mengherankan jika keteguhan dan
kekuatan Presiden Mursi menggetarkan dunia. Keteguhan yang membangkitkan
semangat baru bagi para pendukungnya.
Hal paling penting yang membuat beliau teguh adalah keimanan kepada
Allah swt., bahwa beliau selalu bersama kebenaran walaupun didhalimi,
bahwa kemenangan hanyalah untuk orang-orang yang bertakwa, dan bahwa
legalitas beliau sebagai presiden didapatkannya dari kehendak rakyat
melalui pemilu yang bersih, bukan melalui tank dan pesawat tempur.
Menurut Presiden Mursi, nasionalisme adalah mencintai negeri ini, dan
menyelamatkan negeri ini kejatuhan ke dalam jurang akibat ulah
orang-orang korup perusak negeri. Ketika para pengkudeta itu
mencari-cari kesalahan Presiden Mursi, mereka tidak bisa mendapat
satupun, bahkan semua temuan menunjukkan kemuliaan beliau.
Oleh karena itu, walaupun didukung tank dan pesawat, para
pengkudetalah yang bergetar dan merasa ketakutan. Terbukti mereka
menculik Presiden dan menyanderanya di tempat tersembunyi, para
pemeriksa mendatanginya dengan mata tertutup, memindah tempat
persidangan sehari sebelum pelaksanaan, mengerahkan 20 ribu personil
militer dan polisi, dan menyebar peralatan perang di seluruh kota.
Tentang tuduhan melakukan pembunuhan, kita ketahui bahwa Presiden
Mursi adalah seorang yang hapal Al-Quran. Apakah beliau lupa dengan
ayat: “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.”
[An-Nisaa: 93].
Kesaksian mantan menteri kehakiman, Ahmah Makki, juga menyebutkan
bahwa beliau tidak menyuruh militer dan polisi untuk membunuhi para
demonstran. Apalagi dari 10 korban yang jatuh, 8 di antaranya adalah
pendukung Presiden Mursi sendiri.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/08/41898/rahasia-keteguhan-presiden-mursi-dalam-persidangan/#ixzz2nJOhRdbD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar