Televisi Al-Hiwar belum lama ini menayangkan video detik-detik Asma
El-Beltagi menghembuskan nafas terakhirnya. Video tersebut dapat Anda lihat pada lama sumber. Asma diterjang peluru sniper
militer pemerintahan kudeta saat terjadinya pembantaian terhadap para
demonstran pendukung demokrasi di Bundaran Rab’ah Adawiyah, Rabu
(14/8/2013) yang lalu. Di antara ribuan orang korban jiwa, ada Asma,
putri Muhammad El-Beltagi sekjen FJP, yang menjadi syahidah.
Dalam tayangan tersebut, terlihat wajah Asma yang pucat. Asma yang
sedang ditangani seorang dokter itu terlihat beberapa kali mengalihkan
kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sesekali terdengar dia mengucapkan
sesuatu tanpa bisa dipahami. Namun tidak terlihat sama sekali
keluh-kesah dan mengaduh darinya. Dia begitu sabar dan kuat dalam
menerima kondisi yang sangat berat ini.
Selain itu, diperdengarkan juga kesaksian dr. Ahmad Fahmi yang
menangani pertolongan pertama kepada Asma. Berikut dialog pembaca berita
dengan beliau:
Pembawa berita (PB): Apa yang secara pasti menyebabkan kematian Asma?
Karena dalam video itu tidak terlihat sama sekali kalau itu adalah
detik-detik terakhir sebelum Asma meninggal.
Dr. Ahmad Fahmi (AF): Asma adalah salah satu syuhada di Rab’ah pada
hari yang sangat mencekam itu. Dia syahid karena tembakan di bagian
dadanya. Kami sudah berusaha memberikan pertolongan, tapi pendarahan di
dalam dadanya sangat parah. Kami hanya bisa memberikan pertolongan
sebisanya.
PB: Anda bersama Asma ketika saat-saat akhir hidupnya?
AF: Iya, aku bersamanya.
PB: Masya Allah, tapi dia terlihat sangat tenang. Tidak terlihat sama sekali kalau dia sedang mengalami sekarat.
AF: Sama saja, aku juga heran seperti Anda. Aku tidak tahu pasti
kenapa seperti itu. Secara medis, dia dalam kondisi yang sangat parah.
Ada zat keluar dari otaknya yang pasti akan menyebabkan rasa sakit.
Inilah mungkin salah satu karamah para syuhada.
PB: Bisakah Anda terangkan, siapa yang menembak dia? Apakah satu peluru yang telah mengenainya?
AF: Saya tidak tahu pasti siapa yang membunuhnya. Kami para dokter
berada di dalam ruangan rumah sakit darurat. Penembakan terjadi di luar.
Yang saya tahu, dia tertembak di dadanya. Sebabkan luka yang sangat
parah. Kami sudah berikan penanganan sebisanya pada luka tersebut. Pada
waktu itu, dia pingsan beberapa kali. Selama itu pula pendarahan dalam
terus terjadi. Pada kondisi seperti itu, sudah seharusnya dia dibawa ke
rumah sakit untuk penanganan lebih serius.
PB: Apakah kalau Asma bisa ditolong seandainya dibawa ke rumah sakit terdekat?
AF: Kematian adalah masalah takdir Allah swt. Ajalnya memang sudah
habis. Namun secara medis, kalau dia dibawa ke rumah sakit dekat untuk
ditangani lebih serius sehingga pendarahannya bisa dihentikan, mungkin
sekali nyawanya bisa diselamatkan. Tapi evakuasi tidak bisa dilakukan
pada saat itu, karena militer menghalangi kami. Kasus seperti Asma
sangat banyak kita dapati, tapi tidak bisa tertangani semuanya. Ada
ribuan syuhada dan korban luka, tapi tidak semuanya bisa ditangani.
PB: Apakah saat itu memang militer benar-benar melarang dan
menghalang-halangi Asma dan lainnya yang dalam keadaan kritis untuk
mendapatkan pertolongan?
AF: Saat ini sniper menembaki Bundaran Rab’ah dari segala arah. Mobil
ambulans pun tidak bisa masuk. Berkali-kali kami minta bantuan, tapi
tidak ada yang datang.
PB: Kasus seperti ini selalu dipungkiri penguasa kudeta. Ada orang
yang ditembak, lalu harus mendapatkan pertolongan medis, tapi tidak bisa
karena dihalang-halangi hingga akhirnya meninggal dunia.
AF: Jangankan kasus ini. Mereka kan memungkiri apa yang mereka
lakukan itu sebagai sebuah kudeta. Adanya matahari pun bisa saja mereka
pungkiri. Kami alami dan lihat sendiri, bagaimana darah berceceran.
Darah itu bahkan kami sentuh dengan tangan kami. Pemandangan seperti ini
belum pernah kami lihat sebelumnya, dan mungkin tidak akan pernah kami
lihat setelah ini. Ini adalah kekejaman penguasa jahat. Bahkan Israel
pun tidak pernah melakukannya kepada orang Palestina di Gaza. Bukankah
Anda melihat ada demonstran yang ditembak kepalanya, hingga semua isi
kepalanya keluar, lalu otak itu dibawa oleh teman dengan tangannya?
Banyak remaja seusia Asma meninggal karena tembakan yang langsung
mengenai daerah mematikan seperti kepala, dada dan jantung.
PB: Setelah engkau melihat dan menyaksikan diri bagaimana begitu
banyak korban yang kritis, tapi tidak bisa ditolong karena
dihalang-halangi penguasa kudeta, apakah ada hal bisa Anda dan para
dokter lakukan? Apakah Anda bersedia menjadi saksi kalau kasus ini
dibawa ke pengadilan?
AF: Kami akan tetap meneruskan perjuangan kami hingga kudeta pergi
dari Mesir. Kami akan terus berjuang secara damai. Kami pasti akan
menang, inilah keyakinan kami semua, walaupun mungkin butuh waktu yang
lama. Perjuangan damai bisa melalui demonstrasi, peradilan, dan media.
Kami siap berjuang hingga akhir. Kami siap menang, dan juga siap syahid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar