Pakar Media Jerman, Carola Richter, mengungkapkan keheranannya
terhadap media Mesir. Bagaimana mungkin media Mesir menolak kebebasan
pers yang diberikan Presiden Mursi, dan kini ikut serta dalam menguatkan
penguasa militer diktator. Hal ini ditulisnya dalam artikel di situs
Qantara, Rabu (30/10/2013) kemarin.
Menurut Richter, yang juga merupakan dosen Komunikasi Internasional
di Universitas Berlin, media mempunyai peran sangat besar dalam
peperangan antara militer dan kaum revolusi. Medialah yang menampilkan
seolah-olah ada demonstrasi besar-besaran yang mendukung kudeta. Oleh
karena itu, Ikhwanul Muslimin sangat benar adanya ketika menyatakan
bahwa media telah memaksakan opini publik untuk melawan pemerintahan
yang sah.
Richter juga mengomentari sikap Naguib Sawiris yang memberikan
bantuan dana dan logistik kepada gerakan Tamarrud dalam mengumpulkan
tanda tangan menuntut Presiden Mursi mundur. Sikap Sawiris itu
menurutnya, menunjukkan bagaimana media massa dieksploitasi sedemikian
rupa untuk kepentingan pribadi. Hal itu karena Sawiris yang merupakan
seorang Koptik adalah pengusaha kaya yang juga bergerak dalam bidang
media.
Tentang kemampuan militer dalam mempengaruhi dan menggerakkan media,
Richter berpendapat bahwa hal itu disebabkan adanya cara berpikir
kelompok dan memperjuangkan kepentingan individu dalam lembaga-lembaga
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar