Sammah Qandil, gubernur Port Said yang berasal dari kalangan militer,
mengancam para khatib di provinsi Port Said jika mereka tetap
membicarakan politik dan mengkritik pemerintah kudeta dalam
khutbah-khutbah mereka. Katanya, orang seperti itu layak mendapatkan
tamparan.
Ancaman tersebut dilontarkannya, saat gubernur mengumpulkan para
khatib dan imam masjid-masjid di provinsi Port Said, Sabtu (16/11/2013)
di kantor gubernuran bersama kepala kantor urusan wakaf propinsi dan
kepala bagian dakwah lembaga Al-Azhar kota Port Said.
Menurut gubernur, khutbah Jumat tidak benar kalau dihubungkan dengan
urusan politik yang saat ini terjadi di Mesir. Tidak hanya khutbah
Jumah, masjid harus bersih semua kegiatan yang membicarakan politik.
Beliau mengancam akan memproses secara hukum semua khutbah yang berani
melanggar aturan ini. “Nggak boleh bicara politik. Sudahlah, kita ingin
Mesir sedikit tenang.”
Beliau juga mengancam dengan gaya militernya, “Orang yang melanggar
omonganku, hukuman yang pantas baginya adalah tamparan sekeras-kerasnya
di wajahnya. Dia bisa kuperiksa, kubawa ke pengadilan, kubuang, atau apa
saja yang mungkin belum pernah ada dalam bayangan seseorang.”
Walaupun demikian keras ancaman gubernur tadi, tidak ada seorang
khatib pun yang berbicara. Semua diam. Cuma terdengar ucapan, “Kita
bertawakkal kepada Allah swt.”
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/11/19/42378/ketika-gubernur-militer-mencak-mencak-di-depan-para-khatib/#ixzz2lCcC3cvw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar