Dari beberapa kejadian terakhir,
terlihatlah dengan jelas mana yang fakta, dan mana yang kebohongan.
Berikut adalah kesimpulan Dr. Isham Iryan wakil ketua Partai Kebebasan dan
Keadilan (FJP).
1. Kata liberalis, gerakan Islam anti
demokrasi. Faktanya, merekalah yang menolak demokrasi dan hasilnya.
2. Kata liberalis, gerakan Islam sangat
lekat dengan aksi kekerasan dan anti perdamaian. Faktanya, merekalah yang
menggerakkan dan mengerahkan preman untuk menjaga keamanan (membunuhi
demonstran damai).
3. Kata liberalis, gerakan Islam tidak
menerima konstitusi dan perundangan. Faktanya, merekalah yang membatalkan
konstitusi dan perundangan.
4. Kata liberalis, gerakan Islam
terbiasa dengan kudeta untuk melawan pemerintahan yang sah. Faktanya, merekalah
yang menggulingkan pemerintah dengan menyebarkan tank-tank.
5. Kata liberalis, fanatisme gerakan
Islam adalah penyebab perpecahan. Faktanya, merekalah yang memecah bangsa dan
menyebarkan benih-benih perpecahan.
6. Kata liberalis, gerakan Islam
melakukan Islamisasi atau ikhwanisasi militer dan kepolisian. Faktanya,
merekalah yang memperalat para pemimpin dan dewan militer agar berpihak kepada
mereka, mendorong mereka untuk melakukan kudeta.
Jadi, mereka berbohong; kitalah yang benar.
Mereka menipu rakyat; kitalah yang menjaga amanah.
Mereka memanipulasi kebenaran; kitalah yang jujur.
Niscaya orang-orang yang dhalim akan segera mengetahui
apa akibat perbuatan mereka.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/07/07/36391/fakta-dan-kebohongan-dari-tragedi-politik-mesir/#ixzz2YWMWaYsQ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar