Sungguh kalian semua telah
mengkhianati amanat, melanggar perjanjian, dan ikut mengkudeta Presiden yang
telah kalian baiat dan telah disetujui oleh mayoritas rakyat Mesir. Kalian
telah mendukung musuh-musuh umat dan menginjak undang-undang yang kamu (Yasir)
sendiri merupakan salah seorang penulisnya dan mayoritas rakyat Mesir pun
menyetujuinya.
Saya tidak melihat perumpamaan
peristiwa yang terjadi di antara kalian dengan Presiden yang kalian khianati
dan kalian kudeta selain seperti yang terjadi di antara para pemberontak dengan
khalifah Utsman bin Affan Radhiyallahu Anhu.
Utsman bin Affan adalah khalifah
pertama yang terpilih melalui referendum yang dilakukan oleh Abdurrahman bin
Auf Radhiyallahu Anhu dan diikuti oleh semua kaum muslimin di kala itu. Setelah
melakukan jajak pendapat pada semua kaum laki-laki dan kaum perempuan di
Madinah bahkan para budak di antara mereka, Abdurrahman bin Auf Radhiyallahu
Anhu menuturkan, “Sungguh aku tidak melihat seorang pun di antara manusia yang
berpaling dari kekhalifahan Utsman.”
Muhammad Mursi adalah presiden
terpilih pertama dalam sejarah Mesir dan sudah dibaiat oleh sebagian besar
rakyat Mesir dengan hati dan tangan mereka. Kamu dan partai kamu (An-Nur)
termasuk di antara mereka yang telah berbaiat kepada Mursi.
Utsman Radhiyallahu Anhu adalah
seorang hafizh (penghafal) Al-Quran, suka berpuasa, dan sering melakukan shalat
malam (tahajjud), dan kami yakin Mursi juga seperti itu.
Utsman Radhiyallahu Anhu diminta
oleh para pemberontak untuk lengser dari kursi kekhalifahan. Namun, dia menolak
hingga kematian datang menjemputnya. Utsman pernah bermimpi ketika sedang
dikepung pemberontak bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda
kepadanya, “Sesungguhnya Allah telah memakaikanmu sebuah baju, apabila mereka
ingin kamu melepaskannya maka jangan sekali-kali kamu menuruti mereka.”
Hal yang sama juga terjadi pada diri
Mursi. Para pemberontak menginginkan agar dia turun dan melepaskan baju
kepresidenan yang telah dipakaikan oleh rakyat Mesir. Namun, dia menolak
permintaan para pemberontak itu.
Dan memang, tidak sepatutnya dia
lengser; karena jika dia melakukan hal itu tanpa meminta pendapat orang-orang
yang telah berbaiat kepadanya maka sungguh dia telah mengkhianati mereka.
Sedang kalian, maka tidak ada
perumpamaan yang pantas bagi kalian semua dalam sejarah kecuali para
pemberontak Khawarij yang telah memberontak kepada khalifah Utsman Radhiyallahu
Anhu tanpa menghiraukan perjanjian mereka dan kehormatan Utsman. Para
pemberontak itu hanya mengikuti perintah Abdullah bin Saba`, seorang Yahudi.
Ketahuilah bahwa darah rakyat Mesir
yang akan tumpah dan kehormatan mereka yang akan dilecehkan disebabkan sikap
kalian semua yang telah melanggar perjanjian dan mengkhianati amanat, akan
menjadi tanggung jawab kalian semua. Sebab, kalian telah ikut andil dalam hal
ini dan kalian telah berusaha untuk merealisasikannya dengan terang-terangan
atau sembunyi-sembunyi.
Jika kamu (Yasir) bangga bahwa kamu
telah membuat roadmap Mesir, ketahuilah bahwa para pencuri kekuasaan yang telah
menelikung keinginan rakyat tidak akan mungkin menjadi penegak keadilan dan
menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap diri mereka sendiri.
Kalian telah melakukan hal itu
supaya orang-orang melepaskan baju Salafi dari diri kalian semua yang telah
lama kalian pakai dengan penuh kebohongan dan fitnah. Hingga akhirnya kalian
sendiri mengikuti perilaku pembangkang yang memberontak kepada penguasa negeri
tanpa alasan yang benar.
Ketahuilah, bahwa kamu (Yasir) tidak
akan pernah menjadi pengganti bagi Mursi sekalipun para pemberontak itu
meyakinkan kamu untuk itu. Sesungguhnya Allah tidak meridhai tipu daya
orang-orang yang berkhianat.
Ditulis oleh: Syaikh Abdurrahman bin Abdul Khaliq
Al-Yusuf, salah seorang tokoh salafi Mesir
26 Sya’ban 1434 H/ 4 Juli 2013 Mhttp://www.dakwatuna.com/2013/07/07/36395/surat-terbuka-untuk-dr-yasir-burhami-dan-partainya-an-nur/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar