Menurut Organisasi Human Rights
Watch di Mesir, terjadi “tingkat mengerikan” kekerasan seksual terhadap
perempuan di Tahrir Square pusat kota Kairo, tempat berkumpul pendukung oposisi
anti Presiden Mursi di Mesir. Seiring dengan itu, muncul pula tuduhan meningkatnya
serangan kebencian kepada siapa pun yang berpenampilan aktivis Islam, bahwa
mereka adalah pendukung Presiden Mursi.
Menurut Lembaga Human Right Watch,
setidaknya 91 wanita selama empat hari terakhir yang diperkosa dan beberapa
dari mereka diperkosa secara massal pada tanggal 30 Juni lalu.
Grup Kekuatan Anti Pelecehan di
Mesir menyebutkan bahwa banyak wanita yang merujuk ke perawatan medis akibat
pelecehan seksual di antara demonstran anti Mursi di Tahrir Square. Salah
satunya, terpaksa menjalani operasi setelah diperkosa dengan benda tajam.
Organisasi ini menunjukkan bahwa semua tindakan itu tidak diketahui polisi,
yang memang absen dari Tahrir Square saat peristiwa terjadi.
Selain itu, tercatat juga laporan
tentang 17 kasus pelecehan seksual secara massal terhadap anak perempuan usia
tujuh tahun, ibu-ibu dan anak-anak laki bahkan perempuan lansia.
Karena itu, Gerakan “Bashma” yang
menentang pelecehan seksual atas perempuan, meminta kaum perempuan menghindari
jalan dan tempat gelap di sekitar Tahrir Square, untuk menghindari tindak
pelecehan dan kekerasan seksual massal.
Sedangkan Kelompok “Suara perempuan
Mesir” menyatakan bahwa Tahrir Square kini telah menjadi lokasi pilihan di mana
banyak orang bisa lebih bebas melakukan serangan seksual terhadap perempuan.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/07/03/36155/mengerikan-anti-mursi-lakukan-perkosaan-massal-di-tahrir-square/#ixzz2Y8fahBC8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar