Sabtu kemarin, Presiden hasil
kudeta, Adli Mansur telah menunjuk Baradai sebagai perdana menteri. Menanggapi
penunjukan tersebut, Bassam az-Zarqaa, wakil ketua bidang politik partai Nur,
menyatakan penolakan partai secara penuh.
Partai Nur menolak Baradai sebagai
orang yang nantinya akan membentuk kabinet pertama setelah kudeta Presiden
Mursi. Tidak tanggung-tanggung, partai Nur juga mengancam keluar dari proses
politik bersama kekuatan-kekuatan politik lain yang melakukan kudeta. Penolakan
ini disebabkan Baradai sebagai seorang sekular, yang mempunyai pandangan
tentang masalah kenegaraan sangat berbeda dengan partai Nur.
Az-Zarqaa menambahkan, pernyataannya
tentang hal ini disampaikan dengan lembut, berbeda dengan penolakan yang
sebenarnya ada di internal partai. Menurutnya, pihaknya belum mengetahui secara
pasti, apakah penunjukan ini adalah sebuah kesalahan dalam memilih, atau
langkah pertama dari proses panjang sekularisasi Mesir.
Ketika ditanya tentang opsi keluar
dari proses politik tersebut, beliau menyebutkan bahwa penunjukan ini termasuk
hal yang sangat prinsipil, sehingga wajar jika ditanggapi sedemikian. Pada
kondisi seperti saat ini, tokoh yang paling pantas menempati posisi perdana
menteri adalah dari kalangan teknokrat atau ekonom.
Tambahnya, apalagi Baradai
menyampaikan pandangannya tentang negara dan sekular dengan dua bahasa; bahasa
untuk orang-orang Mesir, dan bahasa untuk keluar Mesir. Ada perbedaan yang
sangat mencolok antara keduanya.
Di sisi lain, Baradai yang
mengetahui bahwa dirinya ditunjuk menjadi perdana menteri langsung menyiapkan
dan mengundang wartawan guna mengadakan konferensi pers. Rencananya, dalam
konferensi pers akan disampaikan langkah-langkah yang akan dilakukannya dalam
masa transisi ini.
Ketika para juru berita berkumpul
dan menunggu dimulainya konferensi, Baradai tak kunjung muncul. Tapi yang
muncul adalah Khalid Daud, juru bicara partai Dustur, menjelaskan bahwa
konferensi pers dibatalkan. Tak beberapa lama kemudian keluar pernyataan bahwa
penunjukan Baradai dibatalkan. Di twitter ramai ocehan bahwa Baradai layak
mendapat Guinnes Book karena membuat rekor menjadi perdana menteri tercepat
dilengserkan. Bahkan ada yang menyimpulkan bahwa hal ini menandakan kegusaran
militer. Misalnya aktifis media, Ahmad Mansour menulis di twitter “Militer
sudah demikian gusar. Mereka sangat membutuhkan jenggot Nur, walaupun harus
dengan mengorbankan Baradai.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/07/07/36393/partai-nur-menolak-baradai-sebagai-perdana-menteri/#ixzz2YuEW5EPY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar