Jumat, 26 Juli 2013

Penetapan Mursi Sebagai Tersangka Spionase Menuai Kecaman


Jumat, 26 Juli pagi, Presiden Mursi resmi menjadi tersangka, sehingga harus ditahan selama 15 hari guna penyidikan. Di antara perkara yang dituduhkan kepadanya adalah hubungan spionase dengan pihak Hamas.
Berkaitan dengan ini, Israel langsung memberi pernyataan bahwa kasus ini harus meningkatkan kerjasama militer antara Mesir dan Israel.
Menanggapi diumumkannya status tersangka ini, ‘Azmi Basyarah, seorang pemikir Timur Tengah sekaligus mantan anggota legislatif Israel mengomentari, tuduhan seperti ini seharusnya hanya dikenakan di Israel saja. Tidak di negara lain. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa tuduhan ini dagelan saja.
Adapun Isham Iryan, wakil ketua FJP menyatakan bahwa penetapan Presiden Mursi sebagai tersangka tidak bisa dilakukan dengan kondisi seperti ini. Seorang presiden mempunyai kekebalan hukum sehingga tindakan hukum kepadanya harus dengan prosedur konstitusional dan tidak dilakukan dalam kondisi yang tidak normal.
Perlakuan seperti ini hanya menunjukkan bahwa pemerintah kudeta ini tidak lain rezim militer fasis yang sudah ngawur. Penetapan status tersangka hanyalah upaya untuk menutupi kegagalan mereka dalam mengkudeta.
Luthfi Abdullathif, wakil pemred harian Sabaq mengamati bahwa penetapan tersangka kepada Presiden Mursi dilakukan bersamaan dengan pengerahan massa pendukung kudeta. Hal itu tidak lain adalah upaya meledakkan kondisi, sehingga massa bisa terkumpul sebanyak-banyaknya. Tuduhan yang baru sekali ada di Mesir ini juga menunjukkan bahwa As-Sissi adalah seorang agen Yahudi. Yang dipikirkannya hanyalah bagaimana menyenangkan Yahudi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar