Ketika sebagian gerakan Islam tidak
memilih mengangkat senjata untuk mencapai cita-citanya. Dan lebih memilih
cara-cara damai untuk membuat perubahan menuju kebaikan melalui sistem
demokrasi.
Ketika gerakan Islam yang terjun
dalam sistem demokrasi mengikuti aturan main, memenuhi integritas dan etika
berdemokrasi dengan cara menghindari arogansi dalam mencari kekuasaan.
Sehingga bagi mereka kalah dan
menang dalam event demokrasi adalah hal yang biasa. Namun, aturan main
demokrasi justru dilanggar oleh kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit.
Kaum liberal-sekuler yang selama ini
meneriakkan demokrasi sebagai jalur legal-formal untuk mengatur kehidupan
berbangsa dan bernegara menjadi pengkhianat sejati demokrasi.
Kudeta terhadap presiden sah Mesir,
Dr. Muhammad Mursi adalah contoh buruk bagi demokrasi, betapa mereka
menghalalkan segala cara ketika kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit sudah kalah
di kotak-kotak suara.
Mereka tidak mau menerima kenyataan
ketika kalah. Dan merasa sesak dadanya ketika kekuatan Islam mampu meraih
simpati massa dan memenangkan pertarungan event demokrasi.
Kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit
menjadikan demokrasi sekedar retorika dan wacana untuk mempertahankan
kekuasaan. Ketika menang mereka sombong dan berbuat zhalim terhadap aktivis
Islam, ketika kalah mereka melanggar aturan demokrasi dan berubah menjadi
ekstremis demokrasi.
Gerakan Islam yang terjun dalam
demokrasi bisa bersabar ketika kalah, mereka belajar dan menyusun kerja nyata
untuk meraih simpati massa.
Namun, kaum sekuler-liberal-Islam
hipokrit ketika kalah menjadi gelap mata dan tidak mau bersabar walau hanya 5
tahun. Kalau kalah silakan berkompetisi pada pemilu berikutnya.
Jangan menebar fitnah, mengadu domba
dan mempermainkan masyarakat, kemudian kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit
menciptakan chaos, kerusuhan, penjarahan, pembakaran, dan mereka mengklaim
bahwa gerakan mereka mewakili rakyat?
Ikutilah aturan main demokrasi.
Bersabarlah kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit ketika kekuatan Islam memimpin,
insya Allah mereka tidak akan berbuat zhalim. Masa kerusakan negara 60 tahun
dipaksa diselesaikan hanya 1 tahun?
Ikhwanul Muslimin (IM) adalah
gerakan Islam yang sangat bersabar dengan perlakuan zhalim. Aktivis IM sudah
kenyang dipenjara, disiksa, bahkan dibunuh oleh penguasa zhalim.
Berkali-kali IM dikhianati, padahal
para aktivis nya sangat mencintai negerinya. Mereka melakukan amal bakti di
tengah masyarakat. Sehingga pemilu tahun lalu menjadi saksi bahwa, partai
politik bentukan IM lebih disukai rakyat. Bahkan dalam sejarah IM turut
berpartisipasi dalam upaya KEMERDEKAAN RI.
Saya khawatir, langkah akrobatik
kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit di Mesir yang menciderai proses demokrasi
akan menjadi preseden buruk bagi pergolakan politik di dunia. Dan makin
menumbuh subur kan RADIKALISME.
Khususnya bagi kelompok-kelompok
Islamis yang dulu menanggalkan senjata dan berpartisipasi dalam demokrasi akan
berbalik arah, kembali bergerilya mengangkat senjata, karena bagi mereka jalur
legal-formal sudah tidak dipercaya lagi.
Kemudian, kaum sekuler-liberal-Islam
hipokrit akan menuduh gerakan Islam anti demokrasi, melanggar HAM, haus darah
dan label negatif lainnya. Padahal merekalah yang memaksa kaum Islamis menjadi
radikal.
Kalau ini yang terjadi, maka sadar
atau tidak sadar kaum sekuler-liberal-Islam hipokrit justru turut serta
menumbuhkan gerakan radikalisme.
Tapi saya yakin, IM Mesir tidak akan
terpancing untuk mengangkat senjata, karena mereka sudah kenyang makar para
pengkhianat. Mereka akan tetap mengedepankan integritas etika dan moral dalam
langkah perjuangannya. Wallahu a’lam.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/07/06/36286/ironi-demokrasi/#ixzz2YuJEXIrb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar