Pembantaian pendukung Muhammad Mursi oleh pihak militer Mesir menuai
reaksi dari Turki. Perdana Menteri Turki Recep Tayyin Erdogan telah
menyerukan agar Dewan Keamanan PBB bersidang untuk membahas situasi di
Mesir.
“Ini pembantaian yang sangat serius terhadap rakyat Mesir
yang hanya berdemo secara damai,” imbuhnya seraya mengkritik sikap diam
komunitas global dalam menghadapi pembantaian tersebut.
Turki juga
menarik duta besarnya untuk Mesir. “Duta besar kami telah ditarik untuk
mendiskusikan perkembangan terkini yang terjadi di Mesir,” kata Juru
Bicara Kementerian Luar Negeri Turki seperti dikutip dari AFP, Jumat
(16/8/2013).
Pertumpahan darah pada Rabu, 14 Agustus bermula
ketika aparat polisi Mesir bergerak untuk membersihkan kamp-kamp
demonstran pendukung presiden terpilih Muhammad Mursi di Kairo. Dalam
operasi itu, polisi antihuru-hara melepaskan gas air mata dan menembaki
para demonstran.
Menurut kelompok Ikhwanul Muslimin, jumlah korban
tewas mencapai lebih dari 2 ribu orang dan melukai sekitar 10 ribu
orang lainnya. Kekerasan ini merupakan yang terburuk di Mesir sejak
perang dengan Israel pada tahun 1973.
Namun pemerintahan kudeta
mengklaim bahwa korban jiwa hanya berjumlah 525 orang tewas dalam
bentrokan berdarah itu. Dan melihat korban yang terus berjatuhan,
nampaknya klaim pemerintahan kudeta ini tidak sesuai dengan kenyataan
dilapangan.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/08/16/37999/turki-tarik-duta-besarnya-dari-mesir-dan-mengkritik-sikap-diam-dunia-internasional/#ixzz2c8JpPHT2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar